Petani Jagung Gigit Jari Kali Ini
jpnn.com, JEMBER - Kemarau yang melanda dua bulan terakhir cukup meresahkan kalangan petani jagung di Jember, Jawa Timur.
Tanaman jagung dan hortikultura mayoritas mengalami kerusakan akibat tidak adanya pasokan air saat proses pemupukan berlangsung.
Air sangat dibutuhkan petani agar pupuk yang ditebar bisa diserap tanaman.
Namun, yang terjadi, air sulit didapatkan sehingga tanah lahan mengering, bahkan retak-retak.
Kondisi ini membuat pertumbuhan tanaman tidak sempurna, seperti banyaknya tanaman yang kerdil, bahkan mati.
Tanaman yang masih hidup mayoritas terserang ulat. ini akibat tidak adanya asupan pupuk pada tanaman.
Dengan kondisi ini, produksi jagung merosot, lahan satu hektar dalam kondisi normal biasanya memperoleh 10-12 ton.
"Namun, akibat kesulitan air petani hanya bisa panen 6-7 ton jagung gelondong," ujar Jumantoro, Ketua Gapoktan.
Petani jagung tak bisa panen kali ini
- Harga Beras Mencekik, Naik hingga Rp 2.000 Per Kilogram di Wilayah Ini
- Anies Terapkan Contract Farming, Gagal Panen Bakal Ditanggung Negara
- Cap Panah Merah Benih Jagung Manis Hadir Jawab Keresahan Para Petani
- Adian Minta Pemerintah Atasi Bencana Kekeringan di Sejumlah Desa Kabupaten Bogor
- 7 Hektare Sawah Gagal Panen, Bogor Butuh Tambahan Pasokan Beras
- Ekonom Sebut Asuransi Pertanian Dapat Menyelamatkan Petani dari Dampak El Nino