Petani Keluhkan Harga Gabah, Di Mana Bulog?
jpnn.com, JAKARTA - Para petani di sejumlah sentra beras Pulau Jawa tak merasakan kehadiran Bulog di tengah terus anjloknya harga gabah. BUMN yang baru saja kedatangan ratusan ribu beras impor dari Thailand dan Vietnam itu tak melakukan apa-apa untuk mendongkrak harga di tingkat petani
“Hari ini Ngawi di wilayah timur harga gabah itu Rp 3.500 per kilogram. Itu yang pakai tressure sementara combine Rp 3.800 per kilogram. Kalau nggak ada hujan bisa Rp 4.000 - 4100 per kilogram,” curhat Pak Harno, petani di Kel. Pangkur, Kec. Pangkur, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (26/2).
Sayangnya, kata Harno, sama sekali tidak ada aktifitas pembelian gabah yang dilakukan oleh Bulog untuk mendongkrak harga para petani di Ngawi.
Padahal, pekan sebelumnya sudah ada Bulog bersama Tim Sergab yang memantau kondisi gabah para petani.
“Sekitar 10 hari lalu ada tim dari Jakarta ke Ngawi tapi kok tidak masuk sampai ke timur. Dinanti-nanti tapi kok nggak datang. Padahal kalau dibeli Bulog Rp 4.200 saja, itu sudah menguntungkan bagi petani,” katanya.
Karna Bulog tak kunjung datang, lanjut dia, banyak petani di wilayahnya terpaksa menjual di bawah Rp 4.000 per kilogram.
“Ya terpaksa pak buat bayar kebutuhan. Bayar pupuk, bayar tenaga kerja,” sesalnya.
Wahyu Hidayat, petani di Jogorogo, Ngawi, menyebut anjloknya harga gabah tak lepas dari membludaknya stok di pasaran seiring masuknya panen raya. Sementara di sisi lain, permintaan tidak berubah.
Para petani di sejumlah sentra beras Pulau Jawa tak merasakan kehadiran Bulog di tengah terus anjloknya harga gabah
- Menko Pangan: Stok Beras Nasional 8 Juta Ton
- Memperkokoh Peran Bulog, Mengamankan Pangan Nasional
- Jokowi Bilang Bakal Bisiki Prabowo Soal Hal Penting Ini
- Kepengurusan Baru, Akindo Fokus pada Kolaborasi & Ketahanan Pangan
- Bulog Masih Melakukan Penjajakan untuk Akuisisi Produsen Beras di Kamboja
- Bulog Gelar IIRC 2024 di Bali, Bahas Keresahan Soal Beras Global