Petani Kerap Jadi Korban Tambang, Hentikan!
jpnn.com - JAKARTA - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyampaikan duka yang mendalam sekaligus rasa keprihatinan atas terjadinya peristiwa pembunuhan dan pengaiayaan petani di Lumajang karena menolak tambang.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sabtu (26/9) lalu, dua orang petani di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur, dianiaya sekelompok orang karena menolak tambang pasir di wilayah tersebut. Korban Salim Kancil meninggal dan Tosan sedang kritis di rumah sakit.
"Bagi kami, peristiwa ini menambah deret panjang kejatahan tambang di Indonesia. Petani menjadi salah satu aktor yang kerap menjadi korban," kata Ki Bagus dari JATAM melalui surat elektronik yang diterima JPNN.com, Minggu (27/9) malam.
Oleh karena itu, JATAM menuntut:
1. Meminta kepolisian dan pihak terkait lainnya segera usut secara tuntas pelaku pembunuhan dan penganiayaan sampai ke aktor intelektualnya.
2. Hentikan pertambangan pasir di Lumajang dan hentikan perampasan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan.
3. Meminta pemerintah untuk melindungi hak bersuara dan hak produksi petani di kampung-kampung dari intimidasi, penganiayaan, pembunuhan hingga perampasan lahan.
"Kami juga mengharapkan agar publik luas turut mengawal kasus ini agar tidak menjadi preseden yang menjalar ke tempat-tempat lain di mana petani melakukan penolakan tambang," tandasnya. (wow/jpnn)
JAKARTA - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyampaikan duka yang mendalam sekaligus rasa keprihatinan atas terjadinya peristiwa pembunuhan dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Simpan 1,7 Kg Sabu-Sabu, FBR dan AD Ditangkap Polisi
- Guru Honorer Ditembak Mati Orang Tak Dikenal
- Kedapatan Simpan 1,7 Kg Sabu-Sabu, 2 Lelaki Ini Berakhir di Kantor Polisi
- Mobil Pelaku Tabrak Lari di Tebet Mercedes Jeep, Polisi Sudah Bergerak
- Mayat di Kali Malang Ternyata Sopir Taksi Online Korban Pembunuhan
- Penganiayaan Driver Ojol dan Penumpang di Bandung, Nih Tampang Pelakunya