Petani Khawatir Roundup Akan Dilarang Karena Sebabkan Kanker

Perusahaan kimia pertanian terbesar di dunia, Bayer, menghadapi tuntutan miliaran dolar di Amerika Serikat bulan lalu setelah juri menemukan pembasmi gulma Roundup menyebabkan kanker pada seorang penjaga sekolah.
Bayer mengatakan jumlah orang yang menuntut ganti rugi akibat herbisida Roundup di AS telah meningkat dari 8.000 menjadi 8.700, dan mengharapkan itu diperkirakan akan meningkat.
Putusan pengadilan telah memukul harga saham Bayer dan perusahaan kimia pertanian terbesar di Australia, Nufarm.
Kelompok-kelompok tani di Australia mengatakan glifosat, bahan utama Roundup, aman dan industri pertanian akan hancur jika bahan kimia itu dilarang atau dibatasi.
Guy Gaeta telah menanam apel dan ceri selama lebih dari 30 tahun di dekat Orange di kawasan New South Wales.

Dia adalah salah satu dari banyak petani Australia yang menggunakan herbisida glifosat untuk mengendalikan gulma.
"Ini alat yang sangat penting. Ini membuat buah yang tumbuh jauh lebih mudah," kata Gaeta.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia