Petani Khawatir Roundup Akan Dilarang Karena Sebabkan Kanker
Perusahaan kimia pertanian terbesar di dunia, Bayer, menghadapi tuntutan miliaran dolar di Amerika Serikat bulan lalu setelah juri menemukan pembasmi gulma Roundup menyebabkan kanker pada seorang penjaga sekolah.
Bayer mengatakan jumlah orang yang menuntut ganti rugi akibat herbisida Roundup di AS telah meningkat dari 8.000 menjadi 8.700, dan mengharapkan itu diperkirakan akan meningkat.
Putusan pengadilan telah memukul harga saham Bayer dan perusahaan kimia pertanian terbesar di Australia, Nufarm.
Kelompok-kelompok tani di Australia mengatakan glifosat, bahan utama Roundup, aman dan industri pertanian akan hancur jika bahan kimia itu dilarang atau dibatasi.
Guy Gaeta telah menanam apel dan ceri selama lebih dari 30 tahun di dekat Orange di kawasan New South Wales.
Photo: Guy Gaeta mengatakan glifosat adalah alat penting bagi petani sepertinya. (ABC News: Sue Lannin)
Dia adalah salah satu dari banyak petani Australia yang menggunakan herbisida glifosat untuk mengendalikan gulma.
"Ini alat yang sangat penting. Ini membuat buah yang tumbuh jauh lebih mudah," kata Gaeta.
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air