Petani Lirik Pupuk Organik, Biaya Produksi Hemat hingga 40 Persen
jpnn.com, JAKARTA - Perwakilan petani dari dari Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur Rizky Syahrirul Barokah mengatakan mulai melirik pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia atau pabrikan.
Dirinya mengaku telah menggunakan pupuk organik sejak 2018 lalu.
Menurutnya, Penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan, karena dapat dibuat secara mandiri oleh para petani.
"Pada awalnya biaya akan lumayan tinggi untuk membenahi tanah akibat sedikitnya penambahan pupuk kompos pada perawatan sebelumnya. Namun, jika sudah sehat tanahnya maka biaya akan lebih rendah," jelas Rizky kepada media, Senin (21/2).
Jika kondisi lahan rusak, kata Rizky, untuk memperbaiki biaya cenderung sama bahkan lebih mahal.
"Namun, jika lahan sudah sehat maka biaya produksi bisa berkurang mencapai 40 persen," ungkapnya petani milenial itu.
Sarjana Pertanian dari Universitas Jember itu menjelaskan penggunaan pupuk kimia sintetis akan menguntungkan petani pada awalnya.
Namun, pada akhirnya kebutuhan pupuk persatuan lahan akan semakin meningkat (banyak). Hal itu akan membuat biaya produksi semakin membengkak.
Petani saat ini mulai melirik pupuk organik karena mudah diproduksi dan biaya produksi lebih hemat hingga 40 persen
- Tarif Baru PAM Jaya Tetap Lebih Murah Dibanding Air Jeriken
- Rumah Pangan PNM jadi Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat di Purwokerto
- Akselerasi Solusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Komitmen bagi Petani & UMKM
- Dukung Kemajuan Sektor Pertanian, Kementan Kaji Ulang SKKNI Bidang Alsintan
- Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Berantas Mafia Impor Bawang Putih
- Akademisi Sebut Hoaks Hambat Perkembangan Generasi Indonesia Emas 2045