Petani Merugi Ratusan Juta Akibat Banjir
Minggu, 09 Juni 2013 – 06:43 WIB

Petani Merugi Ratusan Juta Akibat Banjir
TEGAL - Akibat hujan lebat yang terjadi beberapa hari lalu, menyebabkan puluhan hektare sawah, di Kecamatan Tegal Selatan dan Margadana digenangi banjir. Sehingga tanaman padi yang baru ditanam mengalami puso atau mati. Sebagian malah gagal panen. Akibat musibah ini, petani merugi ratusan juta. Di tempat sama, Ketua LPMK Kelurahan Keturen, Sunaryo mengungkapkan, banjirnya puluhan hektare sawah di Keturen, disebabkan penataan drainase tak maksimal. Khususnya baru perumahan yang terlalu rendah. Sehingga air meluap. Karena itu, jembatan harus dibongkar, dan ditata ulang sistem drainasenya.
Menurut Ketua Gapoktan Kelurahan Keturen, Kasnali, secara pribadi mempunyai lahan pertanian sekitar 2/3 hektare, dan semua digenangi banjir. Akibatnya, tanaman padi mati karena puso. Hal sama dialami para petani di Kelurahan Keturen, Bandung, dan daerah di Kecamatan Tegal Selatan atau Margadana. Lantaran puso dan gagal panen, mereka merugi cukup banyak.
"Kalau air masih menggenangi sawah, kami tak dapat menanam kembali. Kami kuatir, curah hujan besar dan sawah banjir lagi. Kalau ditanami lagi, bakal mengalami kerugian kedua kalinya. Atas musibah ini, kami berharap pemkot peduli memberikan bantuan pada petani, terutama untuk bibit," katanya.
Baca Juga:
TEGAL - Akibat hujan lebat yang terjadi beberapa hari lalu, menyebabkan puluhan hektare sawah, di Kecamatan Tegal Selatan dan Margadana digenangi
BERITA TERKAIT
- Kecelakaan di Jembatan Sungai Segati Renggut 14 Nyawa, 1 Korban Belum Ditemukan
- Longsor di Garut, Seorang Warga Tertimbun Berjam-jam
- Longsor di Boyolali, Belasan Rumah Warga Rusak
- Tabrakan Beruntun di Cicaheum Bandung, Seorang Pejalan Kaki Tewas
- Detik-Detik Bocah Tewas Tersedot Saluran Pembuangan Kolam Renang di Garut
- PPPK Tahap 1 Bantul Baru Bisa Mulai Efektif Bekerja Juli 2025, Ini Penjelasan Triyanto