Petani Minta Tomcat Jangan Dibasmi
Rabu, 28 Maret 2012 – 13:35 WIB
"Kemungkinan habitat hidup tomcat mulai rusak dan berkurang, karena yang dulunya belantara sawah, kini berubah menjadi daerah pemukiman. Padi tidak ada, sehingga sawahnya juga tidak ada, maka dia cari tempat lain," jelasnya.
Baca Juga:
Alhasil, ketika musim panen usai kumbang berwarna oranye hitam itu mampir ke permukiman warga. Banyaknya tomcat yang masuk ke pemukiman, kata dia, karena serangga tersebut sangat menyukai cahaya lampu. Selain itu, pemukiman yang ada saat ini letaknya sangat dekat dengan sawah atau dibangun di bekas lahan sawah yang sudah alih fungsi menjadi pemukiman.
Sementara itu, kepala UPTD Puskesmas Cikampek, La Ode Ahmad menjelaskan, serangga tomcat sebenarnya tidak berbahaya. Namun, jika sampai tertepuk dan terkena cairan racunnya, kulit yang terkena langsung dicuci sampai bersih. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak menimbulkan gatal.
"Racun serangga tomcat biasanya tidak akan langsung bereaksi. Di Puskesmas ada obatnya, gabungan dari antibiotik, tapi kalau seluruh badan yang kena harus ada infusan yang masuk ke tubuh korban," jelasnya. (nof)
CIKAMPEK-Serangga pembuat gatal yang kini mulai menyerang sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang berguna bagi ekosistem darat. Meskipun sudah masuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Memastikan Pilkada Berjalan Lancar, Irjen Iqbal Tinjau TPS di Pekanbaru
- Kawal Pendistribusian Logistik Pilkada, Anggota Polres MBD Berjalan Kaki 3 Jam
- Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Tinggi Letusan hingga 1.000 Meter
- Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Oknum Kades di Jember Ditahan Polisi
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Dor! Mulyono Ditembak Tim Polda Riau, Dia Bawa Sabu-Sabu Senilai Rp 30 Miliar