Petani NTB Curhat soal Harga, Sandiaga Uno Berikan Solusinya

jpnn.com, LOMBOK TIMUR - Pandemi virus corona atau covid-19 berdampak langsung pada lesunya perekonomian nasional, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya bidang pertanian.
Keluhan tersebut diungkapkan Founder OK OCE Indonesia, Sandiaga Uno seperti yang dirasakan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT).
Sumariati disampaikan Sandi mengeluhkan nasib ribuan petani tomat dan bawang di Lombok Timur yang merugi karena harga jual komoditas yang murah saat musim panen.
Menurutnya, masalah yang kini dialami masyarakat harus dihadapi dengan kepala dingin.
Pelaku usaha diharapkannya tidak saling menyalahkan, tetapi bijak menghadapi masalah lewat sistem perdagangan yang sederhana, terbuka dan berkeadilan. Sistem tersebut disebutnya Kegerus.
Kegerus merupakan akronim Keroyok, Gerilya, dan Urai satu-satu.
"Keroyok, kita harus mampu menyelesaikan masalah ini, selesaikan dengan satu konsep distribusi sederhana, terbuka dan berkeadilan," ungkap Sandi dalam Webinar bersama OK OCE Indonesia dan Agricon Indonesia bertajuk 'Strategi Bisnis Pertanian di Tengah Pandemi bagi UMKM' pada Sabtu (29/8).
"Gerilya, datang ke tempat langsung, sedangkan Urai satu-satu masalahnya, duduk bersama dan selesaikan," tambahnya.
Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno berbincang dengan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
- Jelang Ramadan, Bulog Sudah Serap 140 Ribu Ton Gabah Petani dengan Harga Rp 6.500 per Kg
- Wamentan Sudaryono Ingin Ekspor Pertanian ke Eropa Meningkat Agar Petani Sejahtera
- Sandiaga Uno Dorong Bali menjadi Pusat Wisata Medis
- Harga Bahan Pangan Hari Ini, Bawang Putih Meroket
- Strategi AA Kadu Menguasai Bisnis Bibit Durian Berkualitas
- Program Jasindo jadi Solusi Menyelamatkan Petani dari Risiko Gagal Panen