Petani Organik Kalbar Terhambat Sertifikasi
Rabu, 19 Oktober 2011 – 10:29 WIB
PONTIANAK - Potensi pertanian organik yang besar masih terbentur mekanisme pasar sebagai akibat dari regulasi yang belum berpihak pada petani di daerah. Akibatnya, dalam proses penjualan produk-produk pertanian organis, mereka sulit berkompetisi. Bahkan, ada kecenderungan produk yang ditawarkan tidak diterima pasar. Saat ini, Siwi menjalankan aktivitasnya sebagai seorang petani organik di bawah payung Koperasi Sahani, Magelang. Lembaga ini memiliki 40 anggota aktif dan 20 kelompok desa. Dia diberi mandat menjadi Sekretaris Koperasi Sahani.
Hal itu dikemukakan Siwi Hasto (47), salah seorang petani organik asal Magelang, Jawa Timur, yang mengikuti diskusi terbuka sekaligus konsolidasi para petani organik se-Indonesia di Pontianak. “Kendala utama petani organik di Indonesia adalah sulit menyalurkan produk-produk pertanian organik, karena tidak mengantongi sertifikat dari lembaga sertifikasi yang diakui pemerintah,” katanya di Pontianak, Selasa (18/10).
Baca Juga:
Menurut Siwi, ada pasar yang menerima produk-produk organik itu, tapi lebih banyak yang menolak. Sementara untuk mengantongi sertifikat dari lembaga-lembaga sertifikasi yang diakui pemerintah, biayanya terbilang sangat mahal.
Baca Juga:
PONTIANAK - Potensi pertanian organik yang besar masih terbentur mekanisme pasar sebagai akibat dari regulasi yang belum berpihak pada petani di
BERITA TERKAIT
- Banyak Formasi PPPK 2024 Tahap 1 Tanpa Pelamar, Terungkap Penyebabnya
- Data Sementara Jumlah Pelamar PPPK 2024 Tahap 2, Lumayan Banyak
- Tour de Singkarak Tidak Lagi Digelar
- Pejabat BKPSDM Mukomuko: 114 Formasi PPPK Kosong Pelamar
- Bandingkan Jumlah Honorer Lulus & Calon PPPK Paruh Waktu, Jauh Banget
- DPRD DKI Minta Pengamanan Objek Vital PAM Jaya Ditingkatkan