Petani Sidoarjo Ikut Soroti Soal Wacana Penundaan Pemilu
“Ramainya pas pemilihan, minta dukungan. Lha, ini belum apa-apa sudah mau Pemilu lagi,” ujarnya.
Menurut Ashari, masyarakat tidak anti terhadap Pemilu. Namun, lanjutnya, akan lebih baik jika saat ini elite politik mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.
“Kalau cuma datang minta dukungan, setelah itu pergi buat apa Pemilu,” tegas Ashari.
Hal senada disampaikan Suwanto (46). Pemilu yang identik dengan urusan dukung-mendukung dianggap bukanlah solusi atas permasalahan yang ada. Masyarakat juga tidak akan dirugikan dengan penundaan Pemilu.
“Tidak ada ruginya, wong cuma begitu, dijanji-janji, suruh nyoblos, habis itu tak ada kabar," ungkap Suwanto.
Sebaliknya, dia menilai masyarakat justru dirugikan jika Pemilu dilaksanakan di tengah kondisi pandemi. Pasalnya, elite politik akan fokus berkampanye untuk meraih dukungan masyarakat.
“Di mana-mana yang diomongin politik. Belum lagi pendukungnya, masih-masing punya jago,” tuturnya.
Yang lebih penting lagi, tambah Suwanto, Pemilu dapat membelah masyarakat ke dalam kubu tertentu sehingga suasana harmonis yang sangat diperlukan dalam mengatasi pandemi bisa terganggu.
Petani tambak bandeng dan udang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, pun turut menyorotinya wacana penundaan Pemilu 2024.
- Film Seribu Bayang Purnama, Cerita Soal Realita Kehidupan Petani
- Ahmad Ali Ingin Petani di Sulteng Bisa Sejahtera, Pastikan Tidak Ada Kelangkaan Pupuk
- Optimalkan Produksi Beras Nasional, Kementan Siapkan Brigade Pangan dari Bone
- KNPI Apresiasi Kebijakan Prabowo Penghapusan Utang Petani dan Nelayan
- Tangis Haru Petani Buah Dikunjungi Khofifah: Terima Kasih Banyak Sudah Melihat Kami
- MSPP: Kementan Dorong Petani Muda Memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat