Petani Tebu Tuding Bulog Monopoli Gula

jpnn.com, JAKARTA - Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menilai kebijakan Kementerian Perdagangan terkait penjualan gula dalam bentuk curah atau karungan ke pasar tradisional merugikan petani tebu.
Sebab, dengan kebijakan tersebut, hanya Bulog yang boleh menjual gula curah.
Pelaku usaha lain hanya bisa menjual langsung kepada konsumen.
Karena itu, APTRI meminta regulasi tentang penjualan gula curah tersebut dicabut.
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan, kebijakan Kementerian Perdagangan tersebut melegalkan praktik monopoli pembelian dan penjualan gula oleh Perum Bulog.
”Sudah jelas diatur bahwa hanya Bulog yang boleh menjual gula curah ke pasar,” ujar Soemitro, Senin (26/9).
Akibatnya, pedagang memilih untuk menahan pembelian gula petani.
Sebab, mereka tidak bisa lagi menjual gula ke pasar secara curah atau karungan.
APTRI menilai kebijakan Kementerian Perdagangan terkait penjualan gula dalam bentuk curah atau karungan ke pasar tradisional merugikan petani tebu.
- Serapan Gabah Lampaui Target, Indonesia Aman dari Darurat Pangan
- Soal Perubahan Kepemimpinan Dewas dan Direksi Perum Bulog, Begini kata Pakar
- HKTI Yakin Kepemimpinan Mayjen Novi Helmy dapat Memacu Kinerja Bulog
- Mayjen Novi Diyakini Bisa Meningkatkan Performa Kinerja Bulog
- Optimalisasi Gudang, Bulog Siap Tampung 3 Juta Ton Gabah Petani
- Erick Thohir Tunjuk Helmy Prasetya jadi Dirut Perum Bulog