Petani Tomat Gigit Jari Lihat Hasil Panen
jpnn.com, BOJONEGORO - Kekeringan dampak musim kemarau membuat para petani tomat di Kabupaten Bojonegoro mengalami kerugian cukup besar.
Hasil panen merosot drastis mencapai 50 persen, disebabkan tanaman rusak kekurangan air.
Seperti yang menimpa para petani tomat di Desa Woro, Kabupaten Bojonegoro, Jatim.
"Tanaman yang sudah memasuki masa panen justru rusak akibat kekurangan air selama seminggu ini," ujar Muhamad Malik, petani tomat.
Sebagian besar daun tanaman mulai mengering, sementara buah yang dihasilkan tak tumbuh normal alias menjadi kerdil.
Beberapa buah di antaranya bahkan mengering dan membusuk. Jika dalam kondisi normal, hasil panen tomat dilahan seluas seratus meter persegi mampu menghasilkan hingga 70 sampai 80 kilogram sekali petik.
Namun, akibat kekeringan sekali petik kini hanya mampu menghasilkan rata-rata 30 sampai 40 kilogram saja, dan itu pun dengan kondisi buah yang masih hijau atau belum terlalu matang .
"Selain persoalan air, kami juga dipusingkan dengan munculnya serangan hama kutu, sehingga membuat buah tomat harus dipanen lebih awal dari yang seharusnya," kata Malik.
Akibat kekeringan sekali petik kini petani hanya mampu menghasilkan rata-rata 30 sampai 40 kilogram tomat saja.
- Sejumlah Desa di Banyumas Masih Terdampak Kekeringan
- Jika Terpilih, Simon Kamlasi Jamin NTT Bebas Kekeringan
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla
- 52 Desa/Kelurahan di Trenggalek Terdampak Kekeringan
- Ratu Zakiyah-Najib Salurkan Air Bersih Untuk Warga Kekeringan di Kabupaten Serang
- 7 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Ratusan Ribu Warga Terdampak Kekeringan di Jateng