Petani Untung Besar, Usman: 1 Petak Lahan Tomat, Saya dapat Rp20 Juta

Petani Untung Besar, Usman: 1 Petak Lahan Tomat, Saya dapat Rp20 Juta
Salah satu petani yang tergabung dalam Gapoktan Beringin Jaya sedang merawat tanaman cabai di lahan pertaniannya di Desa Lolu, Sigi, Selasa. Foto: ANTARA/Muhammad Hajiji

jpnn.com, SIGI - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, beralih menanam tanaman palawija pascagempa dan likuefaksi.

Petani mendapatkan untung besar dari hasil panen palawija, dibanding menanam padi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Beringin Jaya Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Usman mengemukakan tanaman palawija yang ditanam oleh petani pascagempa dan likuefaksi, membuat petani untung besar.

"Kalau tanam padi sebelum gempa dan tanam tanaman palawija setelah gempa, memang lebih besar untungnya tanam palawija," ucap Usman, di Desa Lolu, Sigi, Selasa (23/3).

Usman mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu petani yang beralih dari padi ke tanaman palawija pascagempa dan likuefaksi di Sigi.

Dikatakan, tanaman palawija komiditi tomat satu petak lahan, bisa memberikan keuntungan bagi petani hingga Rp20 juta selama panen.

"Saya kemarin dapat Rp20 juta satu petak lahan tomat. Kalau harga tomat bermain di angka Rp5.000 - Rp7.000 per kilo gram, itu untung besar petani," ungkap dia.

Saat ini, kata Usman, petani yang tergabung dalam Gapoktan Beringin Jaya mulai menamam jenis tanaman palawija, karena keuntungan yang didapat lebih besar.

Kabar gembira: Sejumlah petani di Sigi mendapatkan untung besar dari hasil panen palawija.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News