Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi & Pemerintah Bantu Promosi

Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi & Pemerintah Bantu Promosi
Kegiatan Focus Group Disscusion (FGD) "KOLABORASI ANTAR KELEMBAGAAN UNTUK MEWUJUDKAN STABILITAS HARGA DAN RANTAI PASOK UNGGAS YANG ADIL DAN BERKELANJUTAN" di Bogor, Kamis (3/10). Dok: source for JPNN.

Menurutnya, peternak saat ini tidak bisa berdikari untuk bersaing dengan pengusaha integrator. Dia mengatakan sudah ada peraturan yakni Perpres Nomor 10 Tahun 2021, bahwa pelaku usaha budi daya ayam dengan pola kemitraan.

"Sudah ada (Perpres) tetapi peternak kita belum memahami mengikuti anjuran program dari pemerintah. Padahal dengan kemitraan itu banyak keuntungannya yang diperoleh pelaku usaha mikro kecil. Artinya suplai terpelihara, harga terjangkau dan serapan dari ayam livebird langsung dipotong dan masyarkat ada kepastian," kata Trioso.

Menurutnya dengan sistem manajemen horizontal, peternak bisa bersaing dengan pengusaha integrator. Dia menjelaskan pada saat ini ada pelaku usaha pembibitan yang tidak punya pabrik pakan, kemudian ada pabrik pakan yang tidak punya bibit dan ada peternak yang tidak memiliki rumah potong hewan unggas.

"Namanya aliansi antarusaha yang saling mendukung. Sehingga persaingan menjadi adil antara korporasi dengan perusahaan besar. Nah asosiasi itu berperan, bukan tempat berkumpul tetapi bagaimana tempat berbisnis satu kesatuan bersama untuk lebih efisien," kata Trioso.

Sementara Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI Maino Dwi Hartono mengakui permasalahan kelebihan stok ayam hidup sudah bertahun-tahun.

Sebagai upaya mengatasi oversupply dari produksi ayam, pemerintah memberikan bantuan pangan berupa daging ayam dan telur dalam rangka penanganan stunting. Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) telah diberikan kepada 1,446 juta jiwa KRS (Keluarga Beresiko Stunting) di 7 provinsi pada tahun 2024.

"Dengan pemberian daging ayam 1 kilogram dan telur 10 butir. Harapannya kami bisa berlanjut tahun depan dan bertambah sebaran wilayah saat ini baru tujuh provinsi, masih ada provinsi-provinsi lain yang belum tersalurkan mudah-mudahan terus berlanjut," ucapnya.

Dirinya menyambut baik program MBG yang akan dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional. Menurutnya hal itu bisa menjadi solusi dari permasalahan oversupply yang dihadapi saat ini.

Para peternak ayam mandiri didorong untuk membentuk asosiasi dan pemerintah membantu promosi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News