Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan
Minggu, 04 Oktober 2009 – 10:13 WIB
"Kami kecewa dengan wartawan. Karena banyak informasi yang sering tak sama dengan fakta, apalagi media di Indonesia yang sering menyebut adik saya itu teroris lah pembunuh. Sakit hati ini," ujar guru madrasah itu mengeluarkan uneg-unegnya sambil meneteskan air mata.
Ida sampai saat ini mengaku masih belum percaya bahwa semua rentetan teror yang berlaku di Indonesia itu adalah akibat ulah Noordin. Apalagi, anak terakhir dari 13 bersaudara itu adalah sosok yang selama ini dikenal baik dan menguasai pengetahuan tentang agama. "Ayah Noordin beristri tiga. Dan punya anak belasan orang, tapi salah satu yang terbaik adalah Allahyarham (almarhum, Red)," tegasnya.
Keponakan Noordin, Muhammad Zen, 26, mengaku bahwa apa yang telah diperbuat sang paman adalah hal yang menurutnya luar biasa. Tanpa ragu-ragu, dia mengaku mengidolakan Noordin. Bahkan, dengan tatapan tajam, dia menegaskan bahwa saat ini sang paman telah menemukan makna syahid. "Apa yang dia buat itu perang melawan Yahudi dan kesesatan Amerika. Saya tak menyesal dia meninggal macam ini. Syahid dia tu bang," ujarnya berapi-api.
Tak berselang lama kemudian, keluarga pun berkemas-kemas. Mereka memindahkan sejumlah kain putih dan sajadah ke masjid Nurul Iman yang terletak 300 meter dari rumah mereka. Belasan keluarga Noordin pun mengakhiri pembicaraan dan mengajak serta Jawa Pos menuju Masjid Jamik yang sedianya akan digunakan untuk salat jenazah itu.
Jasad Noordin M. Top telah dikubur berdampingan dengan makam orang tua dan kakaknya pada Jumat (2/10) lalu di Pontian, Johor. Sejumlah kejadian unik
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408