Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan

Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan
Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan
Tak diduga, masjid yang terletak di tanah seluas 500 meter persegi itu ternyata sudah penuh sesak. Warga sekitar dan pendukung Noordin berbaur dengan intelijen dan wartawan dari beberapa negara. "Jawa Pos pun sempat menyaksikan sejumlah tokoh penting JI seperti Dr Abdullah Daud dan eks aktivis gerakan bawah tanah itu hadir di Pontian.

    

Di setiap sudut halaman masjid dan jalan-jalan mulai macet akibat banyaknya kedaraan yang diparkir di bahu jalan. Tak sedikit orang berpakaian sipil yang tampak membawa senapan serbu di balik bajunya. Ini berlebihan. Pasal apa yang membuat pengamanan pemakaman berlaku seperti ini macam menghina almarhum," terang juru bicara keluarga Noordin Badaruddin Ismail.

     

Tepat pukul 18.00 waktu setempat, mobil ambulans yang membawa jenazah Noordin dari Kuala Lumpur mulai memasuki halaman masjid. Berbeda dengan polisi di Indonesia, Polis Diraja Malaysia (PDRM) ternyata berani berlaku kasar kepada wartawan. Sejumlah keributan kecil pun terjadi antara anggota PDRM dengan wartawan dari Indonesia di sela-sela pemindahan peti mati dari mobil ambulans ke dalam masjid. Beruntung, hal itu tak berlangsung lama dan prosesi pun tak sampai terganggu.

Penurunan jenazah Noordin berlaku mirip dengan prosesi pemakaman trio bomber. Belasan pria baik keluarga maupun teman dekat berebut untuk membopong peti mati. Diiringi pekik Allahu Akbar, jenazah disemayamkan dan disalatkan. Usai disalatkan, perwakilan keluarga pun segera mengisyaratkan untuk membuka peti untuk melihat jenazah. Namun, ternyata peti yang dikirim dari RS Polri itu didesain untuk tidak mudah dibuka.

Jasad Noordin M. Top telah dikubur berdampingan dengan makam orang tua dan kakaknya pada Jumat (2/10) lalu di Pontian, Johor. Sejumlah kejadian unik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News