Petinggi Kemendikbud: SMK di Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain

"Jangan sampai kebijakan yang sudah diputuskan di pusat terkait link and match tidak dilaksanakan dengan tuntas di daerah,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Wikan, saat ini Kemendikbud melalui Ditjen Pendidikan Vokasi sedang meluncurkan puluhan program-program dengan total nilai anggaran sekitar Rp3,5 triliun, untuk mendorong SMK, Kampus Vokasi dan Lembaga Kursus dan Pelatihan agar makin menggenjot link and match dengan industri dan dunia kerja.
Dari sidak yang dilakukannya di Solo, Wikan mengaku lega karena link and match yang disampaikan tidak sekadar tanda tangan nota kesepahaman.
“Saya mendorong penikahan massal antara SMK dengan IDUKA. Program wajib pertama adalah kurikulum yang disusun bersama dan disetujui industri. Tidak hanya disusun bersama, tetapi harus sampai pada tahap disetujui oleh pihak industri dan calon pengguna lulusan,” tegas Wikan.
Dia juga berharap kurikulum link and match tidak saja membekali lulusan SMK dengan kompetensi tinggi, tetapi juga dapat meningkatkan soft skills siswa. (esy/jpnn)
Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto meninjau tiga SMK di Jateng untuk memastikan apakah sudah terjadi pernikahan massal dengan industri.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Berkat Edukasi PSN & TNI AU, Siswa SMK Berhasil Luncurkan Roket Amatir
- Pemprov Jabar Bakal Tebus 335.109 Ijazah Siswa Menunggak Uang Sekolah, Duitnya Rp 1,3 T
- Siapkan Tenaga Kerja Terampil Sektor Telekomunikasi, TBIG Berkolaborasi dengan SMK
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah, Astra Gelar FKSB ke-11 di Jakarta
- Kronologi Pelajar SMK Hanyut di Air Terjun Lahat
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim