Petinggi PSSI Iwan Budianto Berpotensi Jadi Tersangka
jpnn.com, JAKARTA - Penyidik Satgas Antimafia Bola tengah mengusut dugaan pemerasan dan penipuan yang diduga dilakukan petinggi Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI).
Adapun petinggi yang dimaksud adalah Iwan Budianto yang saat ini menjabat kepala staf umum PSSI.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Iwan Budianto dilaporkan ke Satgas Anfimafia Bola pada awal Januari 2018 lalu oleh manajer Perseba Bangkalan Imron Abdul Fatah.
Dari penyelidikan, Dedi menyebut IB berpotensi menjadi tersangka. “Iya, untuk (IB) potensi menjadi tersangka apabila pemeriksaan saksi-saksi telah selesai,” kata Dedi, Rabu (16/1).
Dedi menerangkan, Imron Abdul Fatah melaporkan Iwan Budianto atas dugaan pemerasan dan penipuan yang terjadi 10 tahun lalu. Yaitu saat gelaran Piala Suratin 2009.
Dalam laporan, Imron mengaku dimintai uang oleh IB yang saat itu menjadi Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI). IB meminta uang kepada Imron sebesar Rp 115 juta agar menjadi tuan rumah babak delapan besar gelaran tersebut.
Setelah itu, Imron memberikan uang yang dimintakan IB. Transaksi dilakukan tiga kali melalui transfer antar rekening. Dua kali transfer pada Oktober 2009 dengan nominal Rp 40 dan 25 juta. Transfer terakhir pada November 2009 sebesar Rp 50 juta.
Namun, setelah transaksi dilakukan, Imron mengetahui penunjukkan tuan rumah Piala Suratin oleh PSSI saat itu tak dipungut sepeser pun biaya.
Penyidik Satgas Antimafia Bola tengah mengusut dugaan pemerasan dan penipuan yang diduga dilakukan petinggi Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI).
- Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Gagal Penuhi Target, PSSI Evaluasi Shin Tae Yong?
- Tanpa Pemain Diaspora PSSI, Shin Tae Yong Hanya Pelatih Biasa
- Ternyata Ini Target PSSI untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
- Kementerian PU Dorong Pengelolaan Stadion Berstandar Tinggi
- Pesan Tegas Erick Thohir untuk Shin Tae Yong: Jangan Banyak Mengeluh, Fokus di Program
- Timnas Indonesia Gagal Mengalahkan Laos, Erick Thohir tidak Puas