Petinju Banting Setir Jadi Office Boy, Rasa Senang Mengalahkan Uang

Manto pun pernah menorehkan sederet prestasi untuk Lampung di ajang tingkat nasional. Capaian terbaiknya ialah menembus 8 besar PON XI di Jakarta pada 1985.
Petinju amatir itu juga pernah menjadi pemenang ketiga favorit Pra-PON XI pada 1984. "Itu menjadi kebanggaan saya,” ucap Manto.
Memang Manto belum bisa berbicara banyak di kancah nasional maupun internasional. Walakin, dia tetap bangga.
Bagi Manto, kebanggaan itu mengalahkan uang. “Jadi atlet ya, senang dan bangga," katanya.
Pada masa itu, tinju seakan-akan segalanya bagi Manto. Apa pun dia lakukan agar bisa berlatih boksen.
"Zaman dahulu itu tidak ada uangnya, (cuma) memiliki motivasi yang tinggi. Saat latihan saja tidak pakai mobil atau motor, tetapi jalan kaki dan itu tetap saya lakukan demi bisa berlatih dan mengikuti segala prosesnya,” ungkapnya.
Namun, Manto harus berdamai dengan kenyataan. Kariernya seolah-olah mandek, sedangkan usianya terus bertambah.
Setelah sekitar 15 tahun menggeluti tinju, Manto pun memutuskan menjalani profesi lain. Pada 1990, dia menggantung sarung tinjunya.
Manto ingin menjalani profesi lain. Akan tetapi, mencari pekerjaan lain juga bukan hal mudah. KONI Lampung pun menampung Manto. Profesinya tetap Office Boy.
- KPK Akan Periksa La Nyalla Terkait Kasus Dana Hibah Jawa Timur Setelah Penggeledahan
- Prajurit TNI AL Sigap Mengevakuasi Warga Terdampak Banjir di Pesawaran Lampung
- Geger Mayat Tanpa Identitas di Lampung Selatan, Ini Ciri-cirinya
- Ketua Yayasan Buka Suara Soal Kisruh Internal Universitas Malahayati Lampung
- KPK Geledah Kantor KONI Jawa Timur Terkait Dana Hibah Pokmas
- Polda Lampung Ungkap Hasil Forensik Peluru yang Menewaskan 3 Polisi di Lokasi Sabung Ayam