Petir Politik

Oleh: Dahlan Iskan

Petir Politik
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saat menjadi wali kota, Bambang tergolong sukses. Termasuk sukses mengorbitkan seorang arsitek wanita menjadi kepala bagian pertamanan: Tri Rismaharini.

Risma itu birokrat tulen. Bukan kader PDI-Perjuangan. Tetapi kerjanya luar biasa. Hasil kerjanya terlihat nyata.

Suatu ketika pimpinan muda Jawa Pos mengangkat foto Risma naik ekskavator dengan latar belakang taman yang dibangunnyi. Seorang wanita sampai naik ekskavator. Bukan main.

"Foto itu, waktu itu, mengguncang Surabaya," ujar Harun Sohar, aktivis militan PDI-Perjuangan yang  kini tidak di lingkaran dalam lagi.

Risma pun disetujui partai untuk  jadi calon wali kota. Tetapi harus didampingi kader murni. Dipilihlah Bambang sebagai pasangan Risma.

Begitu Risma terpilih, Bambang benar-benar mengajukan surat pengunduran diri. Ia ingin Saleh Mukadar diproses oleh DPRD sebagai wakil wali kota pengganti.

Partai menolak pengunduran diri itu. Bambang tetap dalam jabatan. Tetapi orang Surabaya akhirnya tahu: Bambang tidak bisa rukun dengan Risma.

Pertikaian memuncak. Bambang mengundurkan diri.

Maka riuhlah jagat politik nasional. Pandangan langsung mengarah ke Presiden Jokowi. Ada apa kok MK tiba-tiba menyuarakan hal sensitif itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News