Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Blusukan Lagi ke NTT

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Blusukan Lagi ke NTT
DU Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi (ketiga dari kiri) bersama DKU Petrokimia Gresik Robby Setiabudi Madjid (keempat dari kiri) saat bertemu tokoh pangan dan petani di NTT. Foto: supplied

Sementara persediaan stok NPK di NTT saat ini sebanyak 7.730 ton atau 298 persen dari ketentuan minimum sebesar 2.594 ton.

"Stok tersebut aman untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani selama 14 hari kedepan. Kami akan terus memastikan ketersediaan pupuk terjaga sehingga penambahan alokasi yang telah dilakukan pemerintah benar-benar memberikan dampak positif," ujar Robby.

Dia mengungkapkan penyerapan pupuk bersubsidi di NTT saat ini perlu dioptimalkan.

Realisasi penyaluran Urea di NTT hingga Mei 2024 ini baru di angka 17 persen dari alokasi atau 10.378 ton, kemudian NPK juga masih 14 persen atau 9.828 ton.

Sementara itu, dengan kemudahan penebusan pupuk bersubsidi yang hanya menggunakan KTP, pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi juga makin diperketat. 

Untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai Permentan Nomor 01 Tahun 2024, petani harus tergabung dalam Kelompok Tani dan terdaftar dalam elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).

Beleid ini menyebutkan, pupuk bersubsidi diperuntukan bagi petani yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi.

Dari jenis-jenis usaha tani tersebut, ditetapkan bahwa kriteria luas lahan yang diusahakan maksimal 2 hektare termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia kembali blusukan untuk menyosialisasikan penambahan alokasi pupuk bersubsidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News