Petugas Imigrasi Mogok, Operasional 8 Bandara Utama Australia Akan Terganggu
Nadine menerangkan, "Para pekerja menghimbau manajer mereka untuk menolak taktik jahat ini dan untuk bergabung dengan serikat pekerja sehingga mereka dapat menolak untuk bertindak sebagai peredam aksi mogok."
Ia mengatakan, sengketa negosiasi ini telah berlangsung selama 18 bulan dan para pekerja menghadapi pemotongan upah senilai 8000 dolar (atau setara Rp 80 juta) di bawah perubahan yang diusulkan.
"Kami menyerukan Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk menyelesaikan sengketa ini sebagai prioritas pelayanan publik, dengan seorang menteri yang siap untuk berbicara dan mendengar keprihatinan para pekerja," tegasnya.
Nadine mengatakan, aksi mogok akan mempengaruhi kargo internasional dan surat menyurat karena pekerja di bagian penting lainnya - termasuk biosekuriti dan operasi maritim - juga akan mogok pada hari yang ditentukan.
Pekerja di lembaga-lembaga lain, termasuk Pelayanan Masyarakat, Kantor Pajak, Pertahanan, Biro Statistik, dan Lingkungan juga telah merencanakan aksi serupa pada hari Kamis, tanggal 24 September.
Para penumpang pesawat internasional dari dan ke Australia makin menghadapi penundaan jadwal karena serikat pekerja yang mewakili petugas Imigrasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Didesak Percepat Ekspor Militer ke Australia
- Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
- Dunia Hari Ini: Bom Amerika dari Era Perang Dunia II Meledak di Jepang
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Jepang Baru Akan Menggelar Pemilu Dadakan
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Yaman, Menyebut Menargetkan Kelompok Houthi