Petugas Imigrasi Mogok, Operasional 8 Bandara Utama Australia Akan Terganggu

Nadine menerangkan, "Para pekerja menghimbau manajer mereka untuk menolak taktik jahat ini dan untuk bergabung dengan serikat pekerja sehingga mereka dapat menolak untuk bertindak sebagai peredam aksi mogok."
Ia mengatakan, sengketa negosiasi ini telah berlangsung selama 18 bulan dan para pekerja menghadapi pemotongan upah senilai 8000 dolar (atau setara Rp 80 juta) di bawah perubahan yang diusulkan.
"Kami menyerukan Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk menyelesaikan sengketa ini sebagai prioritas pelayanan publik, dengan seorang menteri yang siap untuk berbicara dan mendengar keprihatinan para pekerja," tegasnya.
Nadine mengatakan, aksi mogok akan mempengaruhi kargo internasional dan surat menyurat karena pekerja di bagian penting lainnya - termasuk biosekuriti dan operasi maritim - juga akan mogok pada hari yang ditentukan.
Pekerja di lembaga-lembaga lain, termasuk Pelayanan Masyarakat, Kantor Pajak, Pertahanan, Biro Statistik, dan Lingkungan juga telah merencanakan aksi serupa pada hari Kamis, tanggal 24 September.
Para penumpang pesawat internasional dari dan ke Australia makin menghadapi penundaan jadwal karena serikat pekerja yang mewakili petugas Imigrasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia