Petugas KPPS Banyak Wafat, Negara tidak Boleh Abai
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid mengaku sangat berduka karena baru kali ini penyelenggaraan pemilihan umum menyebabkan banyak petugas meninggal dunia, baik dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), petugas Polri.
Bahkan, kata Hidayat ada pula petugas KPPS perempuan yang mengandung kemudian keguguran. Kemudian, petugas KPPS maupun saksi yang kelelahan, kemudian pulang naik sepeda motor mengalami kecelakaan lalu lintas.
“Pasti ini kami sangat berduka dengan jatuhnya demikian banyak korban. KPPS-nya saja 90-an orang, belum lagi yang relawan, belum lagi yang saksi, belum lagi yang polisi,” kata Hidayat di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/4).
BACA JUGA: Petugas KPPS Banyak yang Meninggal, Pemilu Harus Dibuat Lebih Sederhana
Wakil ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan bahwa masalah ini tidak boleh dianggap sekadar peristiwa biasa.
Menurut dia, ini harus menjadi bagian yang memberi peringatan serius bahwa sistem pemilu yang tengah diberlakukan sekarang ini tidak sesuai dengan harapan.
Bahkan, Hidayat menegaskan, pemilu kali ini harus banyak dievaluasi.
“Karena pastilah demokrasi adalah pesta dan pesta itu harusnya tidak menghadirkan korban, dan ini korbannya sudah sangat banyak. Jadi, sekali lagi kami sangat berduka,” imbuh Hidayat.
Ini harus menjadi bagian yang memberi peringatan serius bahwa sistem pemilu yang tengah diberlakukan sekarang ini tidak sesuai dengan harapan.
- Ratusan Petugas KPPS Pemilu 2024 Meninggal Sementara Belasan Ribu Sakit
- 2 Petugas KPPS di Inhu Meninggal Dunia, AKBP Dody Wirawijaya Sampaikan Belasungkawa
- Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Dapat Santunan Rp 36 Juta, Kalau Sakit Sebegini
- Kemenkes Mencatat 57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Per 17 Februari
- Micky Sepang Meninggal Sesuai Bertugas, KPU Manado Sebut Telah Siapkan Santunan
- Bawaslu Pastikan Petugas KPPS yang Meninggal Dapat Santunan & Proses Pemakaman Diurus