Petugas Partai
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Joko Widodo adalah presiden Republik Indonesia. Namun, di mata Megawarti Soekarnoputri, ketua umum PDIP, Joko Widodo adalah petugas partai.
Menjelang pilpres 2014 Jokowi diundang ke markas PDIP di Lenteng Agung, dan di depan kader-kadernya Mega menyerahkan rekom kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden.
Ketika itu Mega mengingatkan kepada Jokowi bahwa meskipun dia sudah mengantongi rekom sebagai calon presiden, tetapi dia tetap petugas partai yang harus menjalankan garis dan perintah partai. Jokowi pun mengangguk takzim dan mencium tangan Mega.
Ungkapan petugas partai itu sekarang diungkapkan lagi oleh Mega. Kali ini lebih keras.
Siapa pun kader PDIP yang memegang jabatan apa pun harus tetap menjadi petugas partai. Menolak menjadi petugas partai berarti harus out.
Kali ini ungkapan petugas partai itu kelihatannya ditujukan kepada Ganjar Pranowo, gubernur Jateng yang beberapa waktu yang lalu diseruduk oleh Puan Maharani.
Ganjar yang populer di medsos dan elektabilitasnya tinggi di berbagai survei dianggap tidak cukup bekerja, karena tidak cukup turun ke bawah.
Ganjar dijewer karena, kata Ketua Bappilu PDIP, Bambang Pacul, kemajon dan keminter, Terlalu kencang dan sok pintar.
Ungkapan petugas partai itu sekarang diungkapkan lagi oleh Mega. Kali ini lebih keras.
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka
- Tim Hukum RIDO Kecam Persekusi yang Dialami Sukarelawannya yang Pasang Stiker
- Jelang Pencoblosan Pilkada, PDIP Jatim Minta Cakada Bisa Ikut Mengawal Suara