Petugas Partai
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Joko Widodo adalah presiden Republik Indonesia. Namun, di mata Megawarti Soekarnoputri, ketua umum PDIP, Joko Widodo adalah petugas partai.
Menjelang pilpres 2014 Jokowi diundang ke markas PDIP di Lenteng Agung, dan di depan kader-kadernya Mega menyerahkan rekom kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden.
Ketika itu Mega mengingatkan kepada Jokowi bahwa meskipun dia sudah mengantongi rekom sebagai calon presiden, tetapi dia tetap petugas partai yang harus menjalankan garis dan perintah partai. Jokowi pun mengangguk takzim dan mencium tangan Mega.
Ungkapan petugas partai itu sekarang diungkapkan lagi oleh Mega. Kali ini lebih keras.
Siapa pun kader PDIP yang memegang jabatan apa pun harus tetap menjadi petugas partai. Menolak menjadi petugas partai berarti harus out.
Kali ini ungkapan petugas partai itu kelihatannya ditujukan kepada Ganjar Pranowo, gubernur Jateng yang beberapa waktu yang lalu diseruduk oleh Puan Maharani.
Ganjar yang populer di medsos dan elektabilitasnya tinggi di berbagai survei dianggap tidak cukup bekerja, karena tidak cukup turun ke bawah.
Ganjar dijewer karena, kata Ketua Bappilu PDIP, Bambang Pacul, kemajon dan keminter, Terlalu kencang dan sok pintar.
Ungkapan petugas partai itu sekarang diungkapkan lagi oleh Mega. Kali ini lebih keras.
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia
- Ganjar Pranowo Tanggapi Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Megawati Usulkan KAA Jilid II Bahas Kondisi Global dan Kemerdekaan Palestina
- Brando PDIP Minta Dispenda Kawal Ketat Kebijakan Pramono Turunkan Tarif BBM Kendaraan untuk Warga Jakarta
- Maqdir Sebut KPK Bangun Narasi Keliru Soal Peran Hasto dalam Kasus Harun Masiku