Petugas Pemakaman di Jakarta Mulai Khawatir

Nadi bin Eji sudah bekerja di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur sejak tahun 1997. Ia sudah sering menghadapi penguburan jenazah, tapi apa yang terjadi saat pandemi COVID-19 belum pernah ia alami sebelumnya.
- Ada peningkatan jumlah penguburan yang drastis di tempat pemakaman umum di Jakarta semasa pandemi COVID-19
- Keluarga yang ditinggalkan harus menerima protokol pemakaman yang berbeda sesuai aturan yang berlaku saat ini
- Pencarian lokasi pemakaman baru perlu dilakukan secara hati-hati untuk menghindari penolakan warga seperti sebelumnya
"Pekan lalu kami menguburkan 201 orang dengan protokol COVID," ujarnya kepada ABC Indonesia.
Sebelum pandemi COVID-19, Nadi dan petugas lainnya hanya mengubur 70 sampai 80 jenazah setiap pekannya.
"Tentunya sedih melihat banyak yang dikuburkan saat ini, tapi saat ini saya lebih khawatir soal kesehatan dan imunitas saya," jelasnya.
TPU Pondok Ranggon dan TPU Tegal Alur, yang berada di Jakarta Barat, adalah dua tempat penguburan bagi warga ibukota yang meninggal, atau diduga meninggal, karena virus corona.

Dalam beberapa pekan terakhir, Nadi mengatakan ia bisa mulai bekerja sejak pukul 7 pagi hingga malam hari, bahkan pernah sampai tengah malam.
Nadi bin Eji sudah bekerja di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur sejak tahun 1997
- Pemprov DKI Jakarta Buka Rekrutmen 1.652 Petugas PPSU
- Anak Titiek Puspa Ungkap Alasan Keluarga Pakai Baju Putih di Pemakaman Sang Ibunda
- Kerabat hingga Masyarakat Ikut Antar Jenazah Titiek Puspa ke Peristirahatan Terakhir
- Pemakaman Ray Sahetapy Ditunda Hingga 4 April, Ini Alasannya
- OSO Pimpin Pemakaman Ketua Dewan Guru KKI Imam Budiarto Buchori
- Muhammadiyah Jakarta Minta Izin kepada Pramono Terkait Pembangunan Universitas