Petugas Pemakaman di Jakarta Mulai Khawatir

Salah satunya adalah dr Bambang Sutrisna, warga Jakarta yang meninggal pada akhir Maret.
"Seminggu setelah pemakaman Papa, baru hasilnya keluar dan diketahui Papa positif corona," ujar Leonita Triwachyuni, yang juga seorang dokter.

Pemakaman mendiang dr Bambang saat itu tetap menggunakan protokol COVID-19 sesuai imbauan pemerintah, meski saat itu statusnya masih Pasien Dalam Pengawasan.
"Setelah dipakaikan baju, jenazah Papa disemprot dengan disinfektan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang kedap air, ditutup, disegel, lalu dimasukkan ke peti," ujarnya.
"Petinya kemudian ditutup rapat, disemprot lagi dengan disinfektan, dan terakhir petinya dibungkus dengan plastik," kata dr Leonita.

Saat pemakaman pun hanya keluarga inti dari dr Bambang yang diperkenankan datang ke pemakaman sesuai protokol COVID-19.
Nadi bin Eji sudah bekerja di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur sejak tahun 1997
- Pemprov DKI Jakarta Buka Rekrutmen 1.652 Petugas PPSU
- Anak Titiek Puspa Ungkap Alasan Keluarga Pakai Baju Putih di Pemakaman Sang Ibunda
- Kerabat hingga Masyarakat Ikut Antar Jenazah Titiek Puspa ke Peristirahatan Terakhir
- Pemakaman Ray Sahetapy Ditunda Hingga 4 April, Ini Alasannya
- OSO Pimpin Pemakaman Ketua Dewan Guru KKI Imam Budiarto Buchori
- Muhammadiyah Jakarta Minta Izin kepada Pramono Terkait Pembangunan Universitas