Petugas Pemakaman di Jakarta Mulai Khawatir
Salah satunya adalah dr Bambang Sutrisna, warga Jakarta yang meninggal pada akhir Maret.
"Seminggu setelah pemakaman Papa, baru hasilnya keluar dan diketahui Papa positif corona," ujar Leonita Triwachyuni, yang juga seorang dokter.
Photo: dr Leonita Triwachyuni dan ayahnya mendiang dr Bambang Sutrisna, yang meninggal di awal pandemi COVID-19 lalu. (Koleksi pribadi)
Pemakaman mendiang dr Bambang saat itu tetap menggunakan protokol COVID-19 sesuai imbauan pemerintah, meski saat itu statusnya masih Pasien Dalam Pengawasan.
"Setelah dipakaikan baju, jenazah Papa disemprot dengan disinfektan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang kedap air, ditutup, disegel, lalu dimasukkan ke peti," ujarnya.
"Petinya kemudian ditutup rapat, disemprot lagi dengan disinfektan, dan terakhir petinya dibungkus dengan plastik," kata dr Leonita.
Photo: Keluarga jenazah hanya boleh melihat proses pemakaman dari jauh di tengah pandemi virus corona. (Foto: Arbain Rambey)
Saat pemakaman pun hanya keluarga inti dari dr Bambang yang diperkenankan datang ke pemakaman sesuai protokol COVID-19.
Nadi bin Eji sudah bekerja di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur sejak tahun 1997
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Lestari Memorial Park, Tempat Peristirahatan Terakhir yang Damai
- DPRD Usulkan Nama Pj Gubernur, Heru Budi Terhempas
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya