Petugas Penyuplai Air Bersih Sudah Biasa Hadapi Emosi Warga
Hal senada diungkapkan Sutopo. Menurut dia, rekor bolak-balik dari daerah kota menuju lokasi kekeringan sebanyak tujuh kali dalam sehari.
Itu pun diakuinya sudah sangat ngoyo alias berat. Semua armada dan pesonel dikerahkan saat puncak kekeringan.
Di sisi lain, petugas harus antre saat mengisi tangki untuk dibawa ke lokasi kekeringan. “ Kalau pas ramai, ada lima armada yang antre ngisi di PDAM,” akunya.
Dikatakan dia, ada suka duka saat menjadi petugas penyuplai air bersih. Suka ketika melihat mereka yang membutuhkan air bisa tersenyum.
Dukanya saat apa yang mereka bawa ternyata tidak mampu mencukupi semua kebutuhan warga, bahkan ada yang tidak kebagian air bersih tersebut.
Pernah juga pihaknya diadang warga dan diminta mengisi sumur dengan air di tangki tersebut. Hal ini sebenarnya dipicu emosi warga, yang mungkin khawatir tidak kebagian air bersih.
Namun, petugas punya alas an. Jika air tersebut dimasukkan semua ke sumur justru jumlah mereka yang mendapatkan air akan berkurang. Pasalnya, air akan meresap ke tanah yang kekeringan.
Beruntung warga bisa menerima penjelasan tersebut. “ Wah kalau namanya orang butuh air itu, bahaya kalau emosi,” jelas dia. (and)
Petugas penyuplai air bersih harus kerja keras di musim kemarau seperti saat ini.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau
- BMKG Ingatkan Waspada Potensi Karhutla di Wilayah NTB
- BMKG Minta Warga di Manggara Barat Waspada Gelombang Tinggi pada Musim Kemarau
- BPBD Sumsel Ajukan 10 Helikopter Untuk Antisipasi Karhutla