PGRI Menyesalkan Keputusan Nadiem Mengizinkan Sekolah di Zona Kuning Dibuka
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Dudung Nurullah Koswara menyesalkan langkah Menteri Pendidkan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengizinkan sekolah-sekolah di zona kuning dibuka.
Kebijakan ini dinilai berisiko tinggi dan membahayakan para siswa, guru, dan orang tua murid.
"Tersenyum saya saat pemerintah melakukan revisi surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yakni Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri untuk memperbolehkan tatap muka di zona kuning. Rasanya seperti dagelan dan sandiwara. Dalam benak saya, buat anak kok coba-coba," kata Dudung kepada JPNN.com, Senin (10/8).
Dia menambahkan, sungguh sebuah kecerobohan yang dilakukan empat menteri bila sekolah di zona kuning dibolehkan melakukan tatap muka.
Saat ini Dudung mengaku menerima dan membaca beberapa info anak didik yang terpapar dan staf sebuah cabang dinas pendidikan terpapar.
"Akankah kita spekulasi?," cetusnya.
Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) identik dengan modus tersulit bagi pemerintah pada orang dewasa agar produktif.
Dia mengatakan produktivitas orang dewasa terkait ekonomi dan layanan publik memang sangat dibutuhkan. Bila masyarakat terus nonproduktif, pemerintah bisa kerepotan dan bahkan jatuh.
Perubahan SKB 4 Menteri dalam kegiatan belajar mengajar yang membolehkan sekolah-sekolah di zona kuning melakukan tatap muka disesalkan PGRI
- Menurut Ketum PGRI, Banyak Banget Tantangan Guru Masa Kini
- Supriyani Divonis Bebas, PGRI: Kado Hari Guru Nasional
- Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas, Menunggu Pengumuman Kelulusan PPPK 2024
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi
- 5 Berita Terpopuler: Kronologi Guru Honorer Supriyani Dimintai Uang Damai Rp 50 Juta, Juga Didakwa Pasal Berlapis