PGRI Minta Pendidikan Tidak Dipolitisasi
Selasa, 01 Februari 2011 – 00:33 WIB

PGRI Minta Pendidikan Tidak Dipolitisasi
“Seharusnya dana yang ada digunakan untuk pembangunan atau perbaikan gedung sekolah. Tetapi ternyata itu semua tidak maksimal. Bahkan, proses penambahan guru pun nampaknya juga tidak dijamin oleh pemerintah,” tandasnya.
Baca Juga:
Masih terkait dengan praktek politisasi pendidikan, Sulistyo juga menyebutkan bahwa hal tersebut sudah cukup marak terjadi di daerah. Ketua Komite III DPD RI itu menegaskan, politisasi pendidikan di daerah sudah berani terang-terangan terutama pada saat pemilihan kepala daerah.
“Sudah banyak yang dimutasi dan diturunkan jabatannya dari Kepala Sekolah menjadi guru banyak guru. Menurut informasi yang ada, politisasi pendidikan ini kerap terjadi di provinsi Maluku, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten,” sebutnya.
Selain itu, pengangkatan tenaga honorer seringkali juga dipolitisasi dengan mengangkat guru yang ada hubungan kerabat dengan pejabat pemerintah daripada guru yang sudah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, Sulistyo meminta agar praktek politisasi pendidikan segera dihentikan.
JAKARTA — Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), mendesak kepada pemerintah secara keseluruhan untuk menghentikan praktek – praktek
BERITA TERKAIT
- 28 PTN Top Siapkan 17.909 Kursi Jalur SMMPTN-Barat 2025
- Ini Tujuan Bea Cukai Kenalkan Peran dan Fungsinya Kepada Murid TK hingga SMK
- ELSA Bangun Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Gelar Campus Visit ke Jogja
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda