PGRI Sorot Mutasi Guru Massal di Boyolali
Kuat Dugaan Adanya Muatan Politik
Kamis, 29 Desember 2011 – 07:48 WIB
Ke depan, Sulistyo berharap, para guru tidak takut lagi jika menjadi korban mutasi asal-asalan. Dia mengingatkan, mutasi yang benar itu dilakukan untuk upaya pembinaan, bukan hukuman karena tidak sejalan dengan percaturan politik di daerah.
Kasus mutasi ngawur aparatur di dunia pendidikan menurut Sulistyo perlu dicermati dan dievaluasi sehingga tidak terjadi lagi di tahun depan. Selain memindah guru, Sulistyo juga menemukan mutasi dalam bentuk lain.
Di antaranya pencopotan kepala dinas sebagai pejabat eselon II menjadi pengawas yang tidak masuk kategori eselonisasi. Selain itu juga pencopotan kabid-kabid di dinas pendidikan yang setingkat eselon III menjadi guru yang juga tidak masuk kategori eselonisasi. "Pokoknya banyak jenis mutasi guru yang berbau politik," kata dia.
Dia menjelaskan, hampir di seluruh provinsi di Indonesia guru dan tenaga pendidik terus diliputi suasana mencekam. Di antaranya disebabkan oleh gelombang mutasi tadi. Sulistyo mengingatkan kepada seluruh kepala daerah jika guru, terutama yang PNS, memiliki posisi netral dalam percaturan politik daerah maupun pusat.
JAKARTA - Dugaan mutasi asal-alasan dan kental muatan politik benar-benar terjadi. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menerima
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap 295 Ribu Guru Belum Sarjana, Solusinya Sudah Disiapkan
- Wahai Guru PNS, PPPK & Honorer, Inilah Poin-poin Penting Pidato Mendikdasmen
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan