PGRI Sorot Mutasi Guru Massal di Boyolali
Kuat Dugaan Adanya Muatan Politik
Kamis, 29 Desember 2011 – 07:48 WIB
Dengan posisi netral tadi, Sulistyo mengatakan rata-rata para guru memilih diam setiap kali ada calon kepala daerah yang minta dukungan. "Karena instruksinya PNS itu harus netral, maka mereka memilih diam," tandasnya. Celakanya, sikap diam tadi dianggap sebuah bentuk penolakan. Akhirnya, berujung mutasi masal.
Selain terjadi di Kabupaten Boyolali, Sulistyo mengatakan, kasus mutasi masal yang kental dengan nuansa politik juga terjadi di Provinsi Maluku. Di daerah ini, mutasi berbau politik dialami oleh 200 guru. Kasus serupa juga dilaporan anggota PGRI dari Kota Bima, NTB.
Di daerah yang baru saja geger karena ada bentrokan polisi lawan warga itu, PB PGRI mencatat ada 54 guru yang dimutasi gara-gara tidak sejalan dengan kepala daerah. "Walikota Bima (Muhammad Nur Latif, Red) sudah kami PTUN-kan. Tapi kedahuluan ajal, dia sudah meninggal," jelas Sulistyo.
Dia juga mengatakan, laporan mutasi asal-asalan muncul dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah; Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dan Kabupaten Serang, Banten. Penanganan laporan mutasi masal di beberapa tempat ini akan ditindaklanjuti PB PGRI secepatnya.
JAKARTA - Dugaan mutasi asal-alasan dan kental muatan politik benar-benar terjadi. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menerima
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap 295 Ribu Guru Belum Sarjana, Solusinya Sudah Disiapkan
- Wahai Guru PNS, PPPK & Honorer, Inilah Poin-poin Penting Pidato Mendikdasmen
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan