PhD Mama di Australia dan Mitos Wanita Indonesia
Selain soal cinta, saya melihat pendidikan mempunyai tempat yang sangat istimewa di tengah keluarga-keluarga ini, selain barangkali kesempatan mereguk pengalaman hidup di negara maju seperti Australia.
Pendidikan yang ditempuh para wanita hebat ini tentunya merupakan keputusan bersama para istri dengan para suami.
Ada proses pertimbangan yang panjang di dalamnya. Apa tujuannya, motivasinya, manfaat dan ongkosnya mungkin berbeda-beda untuk setiap keluarga.
Namun pada akhirnya, wanita-wanita hebat ini bisa mendapatkan dukungan cinta dalam hidupnya untuk memperjuangkan sebuah gelar doktor.
Selain dukungan dari keluarga, pembimbing tesis doktoral di kampus pun tak kalah penting perannya.
Saya melihat di Australia ini berkeluarga apalagi memiliki anak adalah sebuah pilihan yang menuntut tanggung jawab besar sehingga mereka yang memilih untuk mengambilnya sangat diberikan dukungan dan perhatian.
Kanti Pertiwi sedang berbelanja bersama putrinya.
Perkara anak sakit, harus hadir acara di sekolah atau day care, perayaan hari besar seperti lebaran, atau sekedar butuh waktu untuk meluangkan waktu bersama keluarga yang sedang datang berkunjung misalnya, bukan sesuatu yang tabu untuk disampaikan ke pembimbing, dengan cara yang elok dan tertib administrasi tentunya.
Anda pernah membayangkan beratnya perjuangan para mahasiswa perempuan yang harus menghabiskan waktu 4-5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan doktoral
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan