Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional

Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional
Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional
SURABAYA - Minimnya fasilitas pengolahan Limbah Beracun dan Bahan Berbahaya (B3) di Indonesia menjadi salah satu kendala perkembangan industri lampu semikonduktor atau LED. Pasalnya, banyak perusahaan, industri, maupun kawasan komersial yang berencana mengganti unit lampu merkuri dalam jumlah besar kesulitan untuk melakukan proses pembuangan yang sesuai dengan konsep kelestarian lingkungan. Alhasil, saat ini pertumbuhan permintaan LED tak sebesar potensinya.

Hal tersebut terungkap dalam customer gathering PT Philips Indonesia bersama 60 konsumen industri dan commercial building di Surabaya. Sales Manager - Profesional End User Replacement (PEUR) PT Philips Indonesia Rudy Setiady mengungkapkan bahwa seiring dengan kesadaran green enviroment, kalangan industri, gedung komersial, maupun kalangan profesional mulai menggunakan lampu LED dilingkungan kerja mereka.

"Sebelum 2009, LED tak banyak peminatnya. Namun semenjak 2009 ke 2010, pertumbuhan penjualan kami mencapai double digit per tahunnya," ungkapnya di sela acara bertajuk green lighting untuk industri and commercial building di Hotel J W Marriot, Selasa (9/8) malam.

Alasan bagi perusahaan beralih dari lampu merkuri ke LED selain ramah lingkungan juga dikarenakan adanya faktor efisensi beban tagihan listrik per bulannya. Dia memberikan contoh ada perusahaan yang bisa menghemat sekitar Rp 500 juta dari tagihan rata-rata per bulannya sebesar Rp 1,5 miliar. Selain itu, daya hidup lampu LED lebih panjang.

SURABAYA - Minimnya fasilitas pengolahan Limbah Beracun dan Bahan Berbahaya (B3) di Indonesia menjadi salah satu kendala perkembangan industri lampu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News