Philips Genjot Tambahan Pelanggan Profesional
Kamis, 11 Agustus 2011 – 22:43 WIB
Tingginya peminat tersebut menjadikan perusahaan optimis bahwa pada tahun ini ada kenaikan penjualan 600 persen khusus LED bagi pengguna profesional. Bahkan perusahaan yang memiliki pabrik di Sidoarjo itu berencana untuk menambah jaringan distributor yang saat ini berjumlah 20 di seluruh Indonesia.
Sayangnya, terbatasnya fasilitas pengolahan limbah B3 menjadikan perusahaan klien Philips Indonesia kesulitan untuk mengganti lampu lama berjenis merkuri dengan LED. Apalagi jumlah unit yang diganti bisa mencapai ratusan unit. "Lampu lama itu memang tidak boleh dibuang sembarangan karena mengandung bahan merkuri yang berbahaya bagi lingkungan," jelas Rudy. Besarnya jumlah limbah lampu merkuri tak diimbangi dengan penangannya. Sebab pabrik pengolahan B3 yang memiliki sertifikasi hanya di PPLi, Bogor.
Karena itu, pemerintah yang mendorong gerakan lingkungan hijau seharusnya juga melakukan persiapan pengolahan limbah. Apalagi limbah B3 di industri lampu hanya sekitar 15 persen dari total limbah industri. Sisanya berasal dari perusahaan pelumas aki kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi.
Apabila peran pemerintah ditingkatkat, maka transisi lampu merkuri ke LED lebih mulus. Philips Indonesia mengaku bahwa divisi profesional, industrial, and commercial building saat ini baru menyumbang sekitar 20 persen dari total penjualan perusahaan. Sisanya masih untuk sektor ritel. Dan ditargetkan dengan potensi pasar, dalam lima tahun kedepan jumlahnya bisa naik lipat dua. (aan)
SURABAYA - Minimnya fasilitas pengolahan Limbah Beracun dan Bahan Berbahaya (B3) di Indonesia menjadi salah satu kendala perkembangan industri lampu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi