PHK Jadi Solusi Pahit Saat Pandemi Corona
jpnn.com, JAKARTA - Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK di sejumlah perusahaan diperkirakan akan semakin sering terdengar akibat pandemi corona.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memprediksi bahwa ekonomi di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen.
Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi UI Harriyadin Mahardika mengatakan, rasionalisasi SDM yang terjadi di berbagai perusahaan merupakan hal lumrah terjadi lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi COVID-19.
“PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada keberlangsungan bisnis jangka panjang dan efisiensi SDM ini pilihan paling logis," kata Mahardika, Minggu (21/6).
Sejumlah perusahaan diketahui telah melakukan langkah PHK seperti Ramayana Departement Store, Indosat hingga Grab.
Karena itu, Harryadin meminta pemerintah lebih tanggap terhadap situasi yang memburuk ini.
“Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan kepada sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat menyerap tenaga kerja,” jelas Harryadin.
Harryadin menambahkan, dalam situasi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 seperti saat ini, perusahaan cenderung fokus untuk memperkuat bisnis intinya.
Sejumlah perusahaan diketahui telah melakukan langkah PHK seperti Ramayana Departement Store, Indosat, Bukalapak dan juga Grab.
- Kasasi Sritex Ditolak MA, Pemerintah Siapkan Langkah Jika Terjadi PHK
- 5 Berita Terpopuler: Dipastikan Hanya 25% yang Lulus PPPK, tetapi Jangan Ada PHK, Tolong Teken SK Honorer
- MenPAN-RB Rini Minta Pemda Tidak PHK Honorer, Alihkan Semuanya
- 5 Berita Terpopuler: Instruksi Tegas MenPAN-RB soal PPPK & Honorer, Jangan Sampai Ada PHK Massal
- Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal
- UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Kadin Imbau Pengusaha tak Melakukan PHK