Pia Akbar Nasution, Penerus Jejak Adnan Buyung Nasution
Minta Bayaran Tinggi saat Dibajak sang Ayah
Senin, 31 Januari 2011 – 08:08 WIB

Pia Akbar Nasution. Foto : Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Bahkan, saat malam, Buyung kadang-kadang mengetuk pintu kamar Pia untuk menanyakan perkara yang mereka tangani. "Saat acara keluarga juga, masih saja bertanya tugas kantor," ungkap Pia.
Pia menyatakan, masyarakat saat ini terus membandingkan dirinya dengan Buyung. Beberapa orang bahkan menyebut dia sebagai pengganti Buyung. Dia pun mengakui bahwa beberapa tugas yang biasanya ditangani Buyung mulai dialihkan kepadanya. Untuk sejumlah pernyataan ke media, sering Pia mengambil peran.
Namun, Pia menegaskan bahwa dirinya bukan Buyung. Dia hanya meneruskan apa yang menjadi harapan tokoh senior tersebut. "Ayah itu one of a kind. Nggak ada yang bisa meniru dia. Saya tidak bisa seperti dia," ucap Pia. Bekerja dengan sang ayah juga tidak berarti mendapatkan privilege. Saat sang ayah mengamuk, Pia juga disemprot, sama dengan karyawan lain.
Perempuan kelahiran 1969 itu menuturkan, sang ayah sangat berharap dirinya menjadi aktivis hukum di LSM, seperti yang Buyung lakukan dulu. Tapi, Pia menegaskan bahwa dirinya tidak bisa. Dengan pekerjaan sekarang saja, dia kadang kewalahan. Jika harus membagi waktu untuk aktivitas lain, dia khawatir keluarga kecilnya terkena imbas. "Saya katakan kepada ayah, jujur saya tidak bisa. Keluarga dan pekerjaan harus jalan dua-duanya," ungkap dia.
Setiap kali sidang Gayus Halomoan Tambunan digelar, seorang perempuan selalu duduk di antara para pengacara. Kadang dia duduk di samping advokat
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu