Pia Akbar Nasution, Penerus Jejak Adnan Buyung Nasution
Minta Bayaran Tinggi saat Dibajak sang Ayah
Senin, 31 Januari 2011 – 08:08 WIB

Pia Akbar Nasution. Foto : Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Figur ayah saat dirinya masih belia terekam jelas di benak Pia. Buyung, terang Pia, adalah ayah yang sangat sibuk. Buyung hampir tidak punya waktu di rumah. Sampai-sampai, sang ayah tidak tahu di mana anak-anaknya bersekolah. Pernah, saat masih SD, Pia berjalan pulang dari sekolahnya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Buyung yang lewat dengan menumpang mobil langsung berhenti.
"Pia, kamu kenapa main-main di sini?" ucap Pia, menirukan Buyung kala itu. Pia menjawab balik. "Lho, Yah, ini kan sekolah Pia. Pia habis sekolah, mau pulang," katanya. Buyung lantas menutup jendela dan mobil kembali berjalan.
Karena itu, Pia tak ingin kejadian-kejadian seperti itu menimpa anak-anaknya. Sesibuk apa pun di tempat kerja, dia harus selalu mengontak anak-anaknya. Baik melalui ponsel, internet, maupun pertemuan-pertemuan singkat.
Apalagi saat sidang kasus Gayus sedang ramai-ramainya, Pia tetap intensif memperhatikan dua buah hatinya. Pia pernah diprotes salah seorang anaknya gara-gara terlalu sibuk. "Mama, kantornya nggak pernah libur, ya" Kok hari libur, tapi masih kerja" ucap Pia, menirukan komplain anaknya ketika dirinya masih sibuk bekerja pada musim liburan sekolah. "Saya kaget banget saat dia ngomong gitu. Mending gue mati deh daripada dengar anak bilang begitu," kata dia. (*/c11/iro)
Setiap kali sidang Gayus Halomoan Tambunan digelar, seorang perempuan selalu duduk di antara para pengacara. Kadang dia duduk di samping advokat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu