Piala Dunia Dalam Ancaman Demo Besar-Besaran

Piala Dunia Dalam Ancaman Demo Besar-Besaran
Piala Dunia Dalam Ancaman Demo Besar-Besaran

Sepak bola memang manunggal dalam kehidupan warga Brasil. Tetapi, ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia kali ini, justru kebencian terhadap pemerintah yang muncul di benak mereka. Mereka marah karena jutaan reais digelontorkan hanya agar stadion-stadion mampu mengejar standar FIFA.

Padahal, fasilitas rumah sakit masih kurang. Banyak sekolah yang reyot. Mereka juga semakin kecewa karena pembangunan venue dan infrastruktur hanya menguntungkan orang-orang kaya. Estádio Nacional Mané Garrincha di Brasilia misalnya. Ongkos pembangunan membengkak tiga kali lipat hingga Rp 10,4 triliun. Itu menjadikan Mane Garrincha stadion termahal kedua setelah Wembley.

Apalagi publik Brasil curiga ongkos pembangunan naik gara-gara korupsi dan tagihan yang penuh mark-up. Bahkan, mulai muncul idiom di kalangan jasa konstruksi di Brasil, mas faz. ”Kurang lebih artinya, korupsi tidak apa-apa, yang penting cepat selesai,” kata jurnalis investigasi Juca Kfouri seperti dikutip Independent.

Karena itu, menjelang kickoff pada 12 Juni mendatang, persiapan Negeri Samba tersebut tidak hanya terkait venue. Melainkan juga menghadapi gelombang perlawanan terhadap pemerintah yang terus meningkat. Bahkan, sudah ada yang bersumpah bakal membikin skenario rusuh pada Piala Dunia nanti dengan gerakan Juni Merah.

Mereka merupakan kelompok masyarakat homeless. Mereka kecewa karena pembangunan rumah murah terhenti gara-gara proyek Piala Dunia. Aksi Juni Merah bakal diselenggarakan tepat saat kickoff. Rencananya, mereka menerobos barikade polisi. ”Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan menghentikan Piala Dunia,” kata Koordinator MTST (nama kelompok tersebut), Guilherme Boulos, kepada beberapa media lokal.

Pemerintah Brasil harus menganggapnya serius karena Sao Paulo sudah merasakan imbas demonstrasi massa. Pada 15 Mei lalu, bentrokan terjadi antara polisi dan demonstran. Satu orang kamerawan yang merekam aksi tersebut tewas. ”Tidak adakickoff pada 12 Juni nanti,” kata Guilherme. (*/c6/ham)

Belanja besar dibuat pemerintah Brasil demi menyukseskan Piala Dunia 2014. Padahal, sektor pendidikan dan kesehatan lebih membutuhkan dana besar.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News