Pidato Jokowi Peringatan untuk Polri

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai pidato kedua Presiden Joko Widodo soal jangan ada kriminalisasi merupakan pernyataan yang sudah sangat terang. Namun, kata Ray, Jokowi memang menyampaikannya dengan bahasa samar, agar terhindar dari tuduhan Presiden bersikap 'tidak jelas' pada rakyat yang 'tidak jelas'.
"Terang yang samar itu dapat dibaca pada tokoh yang diundang mengatasi kisruh KPK-Polri, merupakan orang-orang yang memiliki kredibilitas dan dikenal sebagai pribadi-pribadi yang giat mendukung gerakan anti korupsi. Pada tingkat tertentu mereka menjadi bagian tak terpisahkan dengan KPK," ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, Senin (26/1).
Kemudian pernyataan Presiden yang menekanan jangan ada kriminalisasi, menurut Ray juga seperti merujuk pada kasus yang menimpa Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. Pasalnya, Istilah kriminalisasi jamak dipergunakan oleh aktivis yang memang menolak dengan tegas kriminalisasi terhadap seluruh jajaran pimpinan KPK.
"Pernyataan ini seperti peringatan samar bagi kepolisian agar tidak bermain-main dengan penegakan hukum. Lebih-lebih sekarang ini dua komisioner KPK lain juga dilaporkan ke kepolisian," katanya.
Dalam pidatonya di Istana Negara, Minggu (25/1) kemarin, Presiden juga menyebut akan mengawasi penanganan kasus yang terjadi. Menurut Ray, pernyataan tersebut seperti merujuk terhadap kriminalisasi atas BW. Sebab secara struktural, kewenangan presiden terbatas hanya dapat mengawasi intitusi kepolisian. Sementara KPK, hanya bertanggungjawab terhadap rakyat Indonesia.
"Bagaimanapun tindakan mereka (kepolisian,red) dalam seminggu belakangan ini, sangat mencemaskan masyarakat,” ujarnya. (gir/jpnn)
JAKARTA - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai pidato kedua Presiden Joko Widodo soal jangan ada kriminalisasi merupakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Setelah 7 Bulan Menderita, Maesaroh Kembali ke Indonesia dengan Bantuan Sarifah Ainun
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar
- Sespimmen Polri 2025 Tingkatkan Kemampuan Manajerial Peserta Didik
- Peduli Kesehatan Warga, Polres Banyuasin Resmikan Ambulans Air
- Jelang Muktamar Ke-32 IDI, Praktisi Serukan Kebijakan Kesehatan Berkeadilan
- Menteri LH Ingatkan Tragedi TPA Leuwigajah Jadi Momentum Refleksi Pengelolaan Sampah