Pidato Kenegaraan Terakhir, Presiden SBY Minta Maaf
jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengenang 10 tahun masa pemerintahannya sejak 2004 lalu saat membaca pidato kenegaraan di Ruang Rapat Paripurna I, Gedung DPR RI pada Jumat (15/8). Ini adalah terakhir kalinya Presiden membacakan pidato kenegaraannya jelang Peringatan HUT 17 Agustus 2014 sebelum masa pemerintahannya berakhir.
"Inilah terakhir kalinya saya berpidato di tempat yang terhormat ini sebagai Presiden. Walaupun ini yang ke 10 perasaan saya sama pertama ketika berdiri di sini, penuh semangat dan tekad untuk berikan yang terbaik," ujar Presiden sambil tersenyum tipis.
Presiden mengaku dalam 10 tahun terakhir mencoba dedikasikan diri jiwa raga untuk bangsa. Meski banyak tantangan yang dihadapinya, kata Presiden, ia tidak pernah pesimis terhadap masa depan bangsa Indonesia.
"Saya tidak pernah tergoda untuk langgar sumpah jabatan amanah rakyat kepada saya. Tanggung jawab saya bukan pada parpol parlemen tapi kepada republik kepada rakyat Indonesia yang berikan kepercayaan kepada saya," sambung Presiden.
Presiden berpesan agar setelah masa pemerintahannya, negara tidak boleh melupakan sistem. Terutama sistem demokrasi. Sistem itu, sambungnya, tidak bergantung pada figur seseorang semata tapi juga pada lembaga, peraturan hukum, norma dan masyarakat. Jika sistem lemah dan keropos, ungkapnya, demokrasi bisa labil dan mengalami kemunduran.
"Jaga ke-Indonesiaan kita. Jaga keindonesiaan jangan sampai semakin makmur dan modern tapi kehilangan fundamental dan dasar kita, Pancasila NKRI, kesantunan, pluralisme dan kemanusiaan," ujarnya.
Ia ingin Indonesia bisa membuktikan kepada dunia bahwa konflik dapat diselesaikan secara demokratis, bangkit dari krisis dan memperlihatkan Indonesia sebagai bangsa yang rukun.
Mengakhiri pesannya, Presiden juga meminta maaf atas kekurangannya selama 10 tahun pemerintahan.
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengenang 10 tahun masa pemerintahannya sejak 2004 lalu saat membaca pidato kenegaraan
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan