Pidato Terakhir, Presiden Donald Trump Doakan Joe Biden
"Dua belas tahun lalu, saya menunggu di stasiun kereta menanti seorang pria berkulit hitam untuk bersama-sama ke Washington, tempat kami dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden," uajrnya.
"Hari ini, saya dan keluarga akan kembali ke Washington untuk bertemu seorang perempuan berkulit hitam keturunan Asia Selatan untuk dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat," katanya.
"Jangan bilang keadaan tidak bisa berubah. Keadaan bisa dan sudah berubah. Itulah Amerika. Itulah Delaware, tempat dimana adanya harapan, pelita dan kesempatan tidak terbatas.
"Saya merasa terhormat menjadi presiden Anda berikutnya, dan selalu bangga menjadi putra asal negara bagian Delaware."
November tahun lalu, Joe Biden, yang menjadi Senator mewakili Delaware selama lebih dari 30 tahun, dan pernah mencalonkan diri dua kali menjadi presiden namun gagal, mengatakan satu-satunya penyesalan adalah bahwa putranya Beau tidak ada lagi.
"Hadirin sekalian, satu-satunya penyesalan saya: dia tidak di sini. Dia seharusnya di sini. Kami akan memperkenalkan dia sebagai presiden."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
ABC/wires
Dalam pidato perpisahannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan warga Amerika Serikat untuk berdoa bagi kepemimpinan Joe Biden, namun tidak menyebut langsung namanya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata