Pidato Trump Picu Konflik Baru di Timur Tengah
jpnn.com, JAKARTA - Pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih yang mengakui sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yesrusalem menimbulkan reaksi keras dari seluruh penjuru dunia.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima menilai pengakuan sepihak AS tersebut mengancam proses perdamaian di Timur Tengah. Hal itu menandakan bahwa AS tetap mengedepankan kepentingan-kepentingan subjektifnya sendiri tanpa ada kemauan untuk mencari jalan keluar bagi perdamian yang komprehensif.
“Pernyataan sepihak AS tersebut akan memicu timbulnya konflik baru di Timur Tengah dan menutup harapan akan timbulnya perdamian sebaliknya dapat memicu konflik baru yang memperparah konflik di Timur Tengah,” kata Aria dalam rapat paripurna DPR, Kamis (7/12).
Dia menegaskan Indonesia sejak awal mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Bahkan, Bung Karno secara eksplisit menyatakan Indonesia bersama-sama bangsa Asia Afrika dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955.
Karenanya, terhadap pengakuan sepihak AS tersebut, Fraksi PDI Perjuangan DPR menolak tegas pernyataan Trump dan mendorong parlemen selaku wakil rakyat untuk mengeluarkan sikap mengecam keras terhadap sikap Presiden AS itu.
“Hal itu perlu dilakukan sebagai perwujudan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu tugas negara untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujarnya.(boy/jpnn)
Indonesia sejak awal mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Bahkan, Bung Karno secara eksplisit menyatakan Indonesia bersama-sama bangsa Asia Afrika dalam KAA
Redaktur & Reporter : Boy
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Israel Kerahkan Divisi 91 Galilee untuk Serbu Lebanon dari Darat
- Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah
- Timur Tengah Makin Mengerikan, Presiden Korsel Perintahkan Pengerahan Pesawat Militer
- Joe Biden Kumpulkan Tim Keamanan untuk Bahas Eskalasi di Timur Tengah, Panik?