Pihak Berwajib Australia Peringatkan Kelompok Supremasi Kulit Putih
Para penganut ideologi supremasi kulit putih, yang menganggap Islam dan imigran non kulit putih tak cocok dengan Australia, kini mendapatkan pengawasan lebih ketat dari pihak berwajib.
Pengawasan ini, kata Mike Pezzullo, Sekjen Departemen Dalam Negeri yang membawahi imigrasi, kepolisian dan intelijen, dilakukan menyusul serangan terorisme di Christchurch pekan lalu.
Pezzullo mengatakan departemennya mendedikasikan diri untuk menentang ideologi ekstrim supremasi kulit putih dan para penganutnya setelah serangan di Selandia Baru.
"Kalian berada dalam radar kami," tegasnya seraya memperingatkan mereka tidak akan berhasil memicu perselisihan rasial di masyarakat.
"Pengawasan dan tekanan terhadap kalian akan semakin meningkat," tambah Pezzullo.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai seberapa besar ancaman dari kelompok supremasi kulit putih di Australia.
Sebelum serangan teror di Christchurch, Pezzullo menyebutkan tujuh ancaman nyata bagi keamanan nasional Australia. Namun ekstrimis sayap kanan sama sekali tidak dia sebutkan.
Dia menyebut serangan teror di Christchurch sebagai "pembantaian mengerikan terhadap umat Islam yang sedang beribadah".
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?