PII Usul ada Platform Digital Kolaborasi Insinyur Sedunia untuk Hadapi Pandemi

PII Usul ada Platform Digital Kolaborasi Insinyur Sedunia untuk Hadapi Pandemi
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto. Foto dok PII

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengusulkan perlunya platform digital berupa big data insinyur sedunia sebagai sarana kolaborasi untuk menghadapi persoalan global.

Dalam persoalan pandemi Covid-19 sekarang ini, platform tersebut dibutuhkan untuk kolaborasi para bioengineer dunia dalam percepatan pembuatan vaksin.

“Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, yang dibutuhkan bukanlah kompetisi bioengineer antar negara, tetapi coopetition atau kerja sama antara para kompetitor dalam riset untuk menghasilkan vaksin segera,” ujar Ketua Umum PII Heru Dewanto, dalam workshop virtual dengan tema ‘Enhancing Engineering Value Chain’ yang digelar pada 14-15 Oktober 2020.

Workshop virtual AEESEAP 2020 ini diikuti oleh masyarakat, khususnya yang terlibat dalam sektor teknik/keinsinyuran, seperti pengajar perguruan tinggi, mahasiswa, pelaksana program profesi insinyur, sarjana teknik, Insinyur dan insinyur profesional dari Indonesia dan negara-negara anggota AEESEAP di Asia dan Pasifik serta kalangan industri.

Heru menjelaskan, platform kolaborasi ini bisa dijadikan para ahli bioengineering atau insinyur teknik hayati sedunia dalam pertukaran informasi genom virus Sars cov-2 di tiap negara.

Hingga kerja sama percepatan pembuatan vaksin. Hal ini, menurut Heru, akan lebih memudahkan para ahli menemukan solusi vaksin bagi dunia.

“Dalam platform digital tersebut ada knowledge sharing tapi tetap menjaga kerahasiaan, security dan properti tiap negara,” tutur dia.

Pria yang juga menjabat Presiden Association of Engineering Education Southeast and East Asia and the Pacific (AEESEAP) ini menambahkan kolaborasi para insinyur sedunia ini hanya bisa dilakukan kalau standar kompetensinya disetarakan secara global.

Dalam persoalan pandemi Covid-19 sekarang ini, platform tersebut dibutuhkan untuk kolaborasi para bioengineer dunia dalam percepatan pembuatan vaksin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News