Pijit Tombol agar Tidak Merasa Dianaktirikan
Selasa, 14 Juli 2009 – 12:31 WIB
Dalam kapasitasnya sebagai partner di Indonesia, DAHLAN ISKAN Sabtu lalu (11/7) diundang menghadiri peresmian gedung baru madrasah di Singapura. Madrasah itu sama sekali berbeda dengan madrasah tempat chairman/CEO Jawa Pos tersebut belajar di Magetan, Jatim, dulu. Berikut catatannya. - - - - - -
MADRASAH itu punya sistem pembelajaran yang modern. Setiap bangku pada salah satu ruang kelas, misalnya, dilengkapi dengan alat elektronis. Di depan kelas terdapat sebuah papan yang selain dapat ditulisi juga bisa jadi layar proyektor. Misalnya kalau seorang guru (ustad) suatu saat harus menampilkan pertanyaan. Di masa lalu para murid akan berebut angkat tangan (ngacung) untuk menunjukkan siap menjawab. Dalam kasus ada beberapa anak yang berbarengan mengangkat tangan, maka akan terjadi subjektivitas sang guru: mau memilih murid yang mana untuk menjawab lebih dulu? Pilihan subjektif itu bisa merusak mental si anak. Ada saja anak yang merasa dianaktirikan karena angkat tangannya diabaikan oleh guru.
Di madrasah Singapura tersebut tidak akan pernah terjadi hal seperti itu. Ketika di layar proyektor muncul pertanyaan, para siswa (santri) bisa langsung memijit alat elektronis yang ada di tangannya. Dari situ bisa diketahui siapa yang lebih dulu memijit tombol. Nah, dialah yang berhak menjawab lebih dulu.
Madrasah tersebut memang serbaelektronis. Di kelas pelajaran bahasa Arab, misalnya, papan tulisnya juga bisa jadi papan elektronis. Misalnya, ada enam pertanyaan di sebelah kanan. Lalu, ada pilihan jawaban di sebelah kiri. Maka, pilihan jawaban tersebut bisa digeser-geser untuk disesuaikan dengan pertanyaannya. Tulisan-tulisan di papan itu, yang dipancarkan dari proyektor, bisa dipindah ke bagian mana pun di papan itu tanpa harus menghapus dan menuliskannya lagi.
Dalam kapasitasnya sebagai partner di Indonesia, DAHLAN ISKAN Sabtu lalu (11/7) diundang menghadiri peresmian gedung baru madrasah di Singapura.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408