Pijit Tombol agar Tidak Merasa Dianaktirikan
Selasa, 14 Juli 2009 – 12:31 WIB
Saya mencoba menjadi siswa di situ. Saya memegang alat elektronis berbentuk seperti spidol. Alat itulah yang saya pakai menggeser kata ”hua (dia) Ustman bin Affan” agar sejajar dengan pertanyaan ”man hua (siapa dia)….?”
Demikian juga sarana di kelas bahasa Inggris atau matematika. Di kelas bahasa Inggris (dan juga Arab), digunakan software komik. Setiap siswa menghadap ke komputernya. Lalu, di layar masing-masing muncul komik yang tidak ada dialognya. Muridlah yang harus mengisi kolom-kolom kosong di komik itu sesuai dengan kalimat percakapan yang dia inginkan. Maka, saya lihat kelas bahasa itu seperti anak-anak lagi main game.
Alangkah menyenangkan. Sebagian komik diambil dari server sekolah sendiri dan sebagian lagi diambil secara online lewat internet.
Di kelas matematika untuk kelas 1 ibtidaiyah/SD, alat peraganya juga elektronis. Di layar proyektor itu ada gambar timbangan. Di sisi kiri si guru menaruh gajah dengan berat 705 kg. Di pojok layar yang lain tersedia beberapa angka yang bisa dipindah-pindah dengan kursor. Tugas si murid menaruh angka-angka itu di timbangan sisi kanan. Kalau angka yang ditimbun di situ sudah sama dengan berat si gajah, timbangan akan seimbang. Kalau belum, masih terlihat njomplang. Begitulah. Saya tidak melihat pemandangan sekolah lagi. Saya seperti melihat kios playhouse yang besar.
Madrasah tersebut memang baru menempati gedung baru setelah 40 tahun menyewa gedung sekolah yang model lama. Di kompleks baru itu semua serbamodern. Di pojok depan ada masjid baru dua lantai yang bisa menampung jamaah hingga 2.000 orang. Di sisi kanan ada gedung MUIS (lembaga yang mengurus masyarakat Islam di Singapura) delapan lantai. Pengadilan agama, urusan haji, dan koordinasi masjid ada di gedung tersebut. Gandeng dengan gedung itu ada bangunan enam tingkat. Paling bawah difungsikan untuk lapangan terbuka. Karena itu, plafonnya sangat tinggi. Di atasnya ada kantin sekolah yang dilengkapi dengan dapur modern.
Dalam kapasitasnya sebagai partner di Indonesia, DAHLAN ISKAN Sabtu lalu (11/7) diundang menghadiri peresmian gedung baru madrasah di Singapura.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408