PIK Rahasia

Oleh: Dahlan Iskan

PIK Rahasia
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Hadiah itu rupanya kurang besar. Proyek tetap tidak bisa berjalan.

Baca Juga:

Penyebabnya: beberapa tanah yang akan dilewati transmisi tidak bisa dibebaskan. Tanah itu milik beberapa petani setempat.

Sebenarnya petani mau saja melepaskan tanah mereka, asalkan harganya bisa untuk membeli sawah yang ukurannya sama di sebelahnya. Akan tetapi, PLN tidak mau membeli dengan harga yang diminta petani.

Bukan PLN tidak punya uang. Namun, tidak boleh melanggar peraturan.

Sebenarnya harga yang diminta petani itu hanya ibarat sebutir debu dibanding nilai proyek, tetapi PLN tidak boleh menyetujuinya. Ada peraturan pemerintah: harga tanah untuk transmisi maksimal harus sekian rupiah.

Patokan itu jauh di bawah harga yang diinginkan petani. Bila PLN membayar di luar harga patokan maka akan dianggap korupsi. Pun bila itu sangat menguntungkan negara.

Pernah ada kasus serupa. PLN membayar ganti rugi pohon melebihi harga pohon yang dipatok pemerintah.

Kepala PLN setempat, di Klaten Jateng, sudah hati-hati: minta persetujuan muspida (bupati, kapolres, dandim, kajari). Dirapatkan. Disetujui. Daripada rakyat demo.

Saya pernah menjelajah daerah dekat pantai utara Tangerang. Mungkin sekarang sudah masuk plot PSN PIK 2. Saya marah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News