PIK Rahasia

Oleh: Dahlan Iskan

PIK Rahasia
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Di dekat Condet pun wilayahnya berkembang. Mereka digusur lagi. Pindah ke dekat pantai utara Tangerang itu. Lalu mereka bertekad tidak mau lagi digusur.

Saya dengarkan kisah itu dengan menahan linangan air mata. Begitu selesai saya rapat dengan pimpinan proyek. Di dekat sawah itu. Saya minta kepadanya: mereka tidak boleh kita gusur.

Di situ saya juga putuskan. PLN membeli saja tanah di dekat lokasi itu. Bukan untuk transmisi. Untuk membangun gudang.

Kalau bukan untuk transmisi PLN, boleh membayar dengan harga pasar. Dengan membeli tanah untuk gudang tidak ada peraturan yang dilanggar.

Begitulah. Transmisi dibelokkan sedikit ke "tanah gudang" PLN. Gudangnya sendiri rasanya tidak jadi dibangun. Proyek pun selesai. Triliunan rupiah bisa diselamatkan. Krisis listrik di Tangerang teratasi.

Mobil untuk kepala proyek tetap saya berikan. (Hallooo... masih kerja di PLN-kah Anda?). Maafkan saya lupa nama Anda.

Sebenarnya saya ingin tetap merahasiakan cerita ini. Bisa dikira pansos terkait pagar laut. Toh, sudah terjadi 14 tahun lalu.

Ada lagi alasan untuk tetap merahasiakannya: saya bisa jadi tersangka.

Saya pernah menjelajah daerah dekat pantai utara Tangerang. Mungkin sekarang sudah masuk plot PSN PIK 2. Saya marah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News