PIK Rahasia
Oleh: Dahlan Iskan
Di dekat Condet pun wilayahnya berkembang. Mereka digusur lagi. Pindah ke dekat pantai utara Tangerang itu. Lalu mereka bertekad tidak mau lagi digusur.
Saya dengarkan kisah itu dengan menahan linangan air mata. Begitu selesai saya rapat dengan pimpinan proyek. Di dekat sawah itu. Saya minta kepadanya: mereka tidak boleh kita gusur.
Di situ saya juga putuskan. PLN membeli saja tanah di dekat lokasi itu. Bukan untuk transmisi. Untuk membangun gudang.
Kalau bukan untuk transmisi PLN, boleh membayar dengan harga pasar. Dengan membeli tanah untuk gudang tidak ada peraturan yang dilanggar.
Begitulah. Transmisi dibelokkan sedikit ke "tanah gudang" PLN. Gudangnya sendiri rasanya tidak jadi dibangun. Proyek pun selesai. Triliunan rupiah bisa diselamatkan. Krisis listrik di Tangerang teratasi.
Mobil untuk kepala proyek tetap saya berikan. (Hallooo... masih kerja di PLN-kah Anda?). Maafkan saya lupa nama Anda.
Sebenarnya saya ingin tetap merahasiakan cerita ini. Bisa dikira pansos terkait pagar laut. Toh, sudah terjadi 14 tahun lalu.
Ada lagi alasan untuk tetap merahasiakannya: saya bisa jadi tersangka.
Saya pernah menjelajah daerah dekat pantai utara Tangerang. Mungkin sekarang sudah masuk plot PSN PIK 2. Saya marah.
- Tokoh Agama Teluknaga Yakin PSN di Pesisir Tangerang Bakal Membawa Kemajuan
- Menanggapi Polemik di Publik Soal PSN dan PIK 2, Manajemen: Dua Hal yang Berbeda
- Gunung Tinggi
- Tembok Laut
- Jenderal Listyo: Lebih dari 11 Ribu Siswa Mendaftar di SMA Taruna Kemala Bhayangkara
- Eks Bupati Tangerang Pastikan Pagar Laut Sudah Ada Jauh sebelum PIK 2