Pikal, Penyambung Lidah dengan Pelatih

Pikal, Penyambung Lidah dengan Pelatih
Pikal, Penyambung Lidah dengan Pelatih
Kala menjalankan tugas sehari-hari, Pikal yang selalu tampil klimis itu menyatakan harus bisa menyamakan visi dengan atasannya, Riedl, dalam melatih tim. "Kami harus memiliki visi yang sama untuk timnas. Jika tidak, kami belum tentu bisa sampai sejauh ini (masuk final Piala AFF 2010)," beber lelaki yang pernah melatih Akademi Sepak Bola Real Madrid di Bali tersebut. "Sejauh ini, belum ada kendala berarti dalam menjalankan pekerjaan itu," lanjut dia.

Keberadaan lelaki yang sudah bergelar haji pada 2003 tersebut di jajaran pelatih timnas tak lepas dari permintaan Riedl. Alasan utamanya tentu mereka berasal dari negara yang sama, Austria. Apalagi, Pikal mempunyai latar belakang "keindonesiaan" yang kuat. Selain lancar berbahasa Indonesia, Pikal beristri orang Indonesia. Karena itu, sangat layak Riedl memilih dia sebagai salah seorang asisten.

 

Nah, melihat posisi Pikal sekarang, agak mengherankan jika sebelumnya dia sulit mendapatkan pekerjaan melatih klub-klub Indonesia. Sebelum menjadi asisten pelatih timnas, pada musim 2009?2010 dia ditolak Persiba Bantul dan Persebaya Surabaya karena dianggap tidak berpengalaman. Bahkan, pada musim 2008?2009 dia ditolak PT Liga Indonesia. Sebab, lisensinya belum memenuhi syarat ketika Persitara Jakarta mendaftarkan dia sebagai pelatih.

?Sekarang saya belum mau memikirkan berkarir di klub. Saya masih punya kontrak dua tahun di timnas," ungkap pelatih yang mendapatkan lisensi A AFC dari kursus kepelatihan yang dihelat PSSI pada 2009 itu. (ali/c11/ari)

SOSOKNYA kalem, tetapi bicaranya lugas dan tegas. Dia bule yang berbau Indonesia. Itu bisa dipahami. Sebab, sosok yang satu itu sudah sekitar 20


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News