Piket Nol
Lingkungan Piket Nol harus diselamatkan. Mungkin sulit: siapa yang merasa memilikinya.
Saya sudah terlalu malam tiba di Lumajang. Sudah lapar. Pak Bupati Toriqul Haq minta saya makan di pendopo.
Saya memilih bertanya: di mana ada sate gule yang enak.
"Sate Pak Toha," jawab Pak Bupati.
Saya pun ke sana. Ternyata ada menu yang lebih enak lagi: sop kikil kambingnya. Sikat semua: sate, gile, kikil, apalagi mendung sudah berubah jadi hujan.
Maka saya gagal ikut acara DT di Senduro. Padahal di Senduro yang itu kami punya acara khusus: silaturahmi ke pohon durian tua di sana. Konon sudah berumur 300 tahun, tetapi masih produktif.
Sekarang ini, kata mereka, si tua lagi memamerkan kekuatannya: berbuah sampai 1.000 buah.
Ok. Saya akan silaturahmi sendiri nanti. Kapan-kapan. Saya akan menantangnya: sama-sama tua mana yang masih lebih perkasa.(***)
Makan durian itu harus seperti makan es krim. Dicucup lembut, halus, sedikit sedikit, dengan bibir dan lidah, sambil mata agak terpejam.
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi